Dear Jongoszers
Semoga tulisan ini menemui Anda dalam keadaan sehat dan senantiasa semangat.
Kira-kira sebulan yang lalu saya bertemu dengan seseorang yang saya anggap cukup sukses dalam hidup ini. Pribadinya santun, penampilannya sederhana, punya usaha beromset ratusan juta yang bebas dari riba, anak-anaknya penurut, keluarganya terlihat sakinah, sholat 5 waktunya di Masjid, lulusan universitas ternama di Jawa timur, fasih bahasa Arab, hafalan Qur’annya banyak, dan seabrek kelebihan lain yang cukup banyak bila dikemukakan disini.

Kalau bertemu orang kategori sukses sperti diatas biasanya saya meminta pinjaman lunak, eh bukan- saya meminta nasihat dan doa agar bisa ketularan sukses juga. ^.^ Mmm, saya pikir ini penting untuk disinggung, sebab diluarsana banyak jongos yang kalau ketemu orang sukses ujung-ujungnya biasanya minta utangan/pinjam uang. ×_× Kalau ndak berhutang ya minta kerjaan/lowongan kerja. Atau langsung nawarkan barang dagangan, asuransi or MLM. Atau curhat tentang kerjaan yang terpuruk dan usaha yang seringkali gagal. Baiknya ya jangan seperti itu. Sebab ada waktu dan caranya tersendiri untuk mengemukakan hal-hal tersebut. Kecuali memang orang sukses itu yang meminta/menanyakannya secara khusus.
Nah, kembali ke nasihatnya. Saat itu saya mendapat beberapa nasihat dan satu diantaranya saya kemukakan disini. Sebab menurut saya ini yang paling penting. Nasihatnya sederhana: Perhatikan pikiranmu. Pikiran yang didayagunakan dengan maksimal dan positif akan menentukan kebaikan hidup harian dan dimasa depan. Demikian pula sebaliknya. Ia lalu menambahkan kalau kekayaan, uang, bisnis warisan ortu, jaringan luas, kawan yang banyak dan usaha yang keras bukan faktor utama penentu kesuksesan.
Saya mengiyakan hal ini, sebab diluarsana banyak orang yang sudah kerja keras belasan tahun tapi hidupnya tetap sama saja. Atau banyak orang yang kawannya banyak/jaringannya luas namun tak kunjung sukses. Ada juga orang yang mendapat warisan besar dari orangtuanya tapi tak lama kemudian ia jatuh miskin. Atau kisah anak muda yang diserahi kepercayaan untuk mengelola usaha turunan/bisnis keluarga tapi justru ditangannya bisnis itu menjadi terpuruk.
PIKIRAN ITU SEPERTI TANAH
Ada yang bilang kalau “Medan Perang Terbesar” terletak dipikiran kita. Ini tidak berlebihan sebab pikiran itu memang sangat kuat dan dapat berpengaruh pada cara kita menyikapi masalah dan menjalani kehidupan sehari-hari.
Pernah mendengar pepatah seperti ini?.
Menabur dalam PIKIRAN akan menuai TINDAKAN. Menabur TINDAKAN akan menuai KEBIASAAN. Menabur KEBIASAAN akan menuai KARAKTER.
Kalau sudah pernah mendengarnya berarti Anda beruntung. Pikiran kita ini ibarat tanah. Ia akan menjadi media penumbuh atas benih yang kita tanam. Bahkan ada jenis benih tertentu yang bisa tumbuh hanya dengan bila diletakkan saja diatas tanah. Tanah tidak pernah mempersoalkan jenis benih apa yang hendak kita tanam. Ekstrimnya lagi kalaupun benih yang kita tanam tidak tumbuh biasanya yang malah muncul adalah rumput atau tumbuhan liar lainnya.
Ini hampir sama dengan pikiran kita. Apapun yang kita tanamkan dalam pikiran (entah hal yang baik atau buruk) maka pikiran kita akan cenderung menerima, merespon dan menumbuhkannya. Bahkan tanpa sengaja menanamnya pun “benih-benih” liar yang merusak pikiran bisa saja muncul kalau kita tidak menyadarinya. Sebab sumbernya berasal dari eksternal dan acapkali tidak terlihat. Terkait “benih liar” ini nantinya berhubungan dengan alam bawah sadar. In syaa Allah pada tulisan berikutnya akan saya bahas. Kali ini kita bahas yang sumbernya internal dulu: diri kita sendiri.
Disadari atau tidak kita seringkali menyengaja untuk menanam benih dipikiran berupa perkataan pesimis atau buruk tentang diri sendiri.
Merasa atau tidak, seringkali kita mengatakan hal-hal negatif tentang diri kita sendiri semisal:
• Hari ini bakalan berat sekali,
• Hidup ini penuh masalah,
• Saya terbelakang dan tidak berilmu,
• Saya tidak memiliki lingkungan/sarfas yang mendukung,
• Usaha ini tidak akan berhasil,
• Sakit ini sulit untuk sembuh,
• Saya generasi produktif yang terbebani (terbebani kemiskinan orangtua dan biaya sekolah adik-adik saya barangkali), ^_^
• Masa depan saya suram, dan lain-lain. Bakalan banyak kalau mau dicari-cari.
Nah, hal-hal negatif yang kita ucapkan tersebut akan direspon oleh pikiran kita dalam bentuk sikap dan tindakan yang pada gilirannya akan menghasilkan sesuatu yang sama seperti yang kita tanamkan dalam pikiran.
Maka dari itu, biasakan menanamkan hal-hal yang positif di benak kita. Lantas, apakah dengan menanamkan hal positif lantas diri kita akan menjadi pribadi yang luarbiasa?. Oh, tentu saja. ‘Tentu saja TIDAK’ maksud saya. Anda jangan termakan ucapan manis para motivator diluarsana yang dengan gampangnya mengatakan pikiran yang positif akan mengubah hidup menjadi lebih baik atau luarbiasa. Tidak sesederhana itu. Perlu ada usaha ekstra didalamnya.
Pikiran positif menghasilkan hati yang nyaman memang benar. Tapi kalau tiap hari Anda dirundung tagihan utang, cicilan kendaraan/kredit rumah dan uang di rekening selalu habis sebelum tiba tanggal gajian maka meski pikiran kita selalu positif namun kenyamanan itu akan terasa semu.
Kemampuan memelihara pikiran yang positif memang tidak langsung membuat Anda menjadi kaya atau sukses, namun akan menjadi modal awal untuk berpikir kreatif dan selalu melihat peluang dikondisi yang sulit sekalipun. Berpikir positif juga akan membuat air muka menjadi cerah dan terlihat lebih antusias sehingga siapapun yang bermitra dengan Anda akan merasa nyaman.
BAGAIMANA CARANYA MEMELIHARA PIKIRAN POSITIF?
Seringkali buku-buku self development atau para Trainer motivasi memberikan arahan untuk kita selalu mengulang-ulang kalimat positif tiap harinya. Kalimat itu boleh jadi seperti ini:
• Saya sangat beruntung,
• Hari ini bakalan menarik.
• Saya mampu mengatasi masalah ini,
• Masa depan cerah menanti!,
• Hari ini banyak keberuntungan menghampiri,
• Saya mensyukuri hidup dan apa-apa yang saya capai hari ini,
• Saya akan berjuang dan berusaha terus !
• Tuhan akan membuka dan menunjukkan jalan.
Dengan mengulang tiap hari harapannya akan terpola sugesti yang baik. Setiap bangun tidur, sebelum tidur, atau menuliskan di post note yang ditempel dicermin supaya bisa dibaca tiap hari merupakan salah satu pilhan. Ini saya pikir tidak ada salahnya dan bagi beberapa orang biasanya cukup manjur. Hanya saja dari dulu saya bertanya-tanya: Bagaimana supaya tulisan-tulisan di cermin itu tiap hari bisa dilihat dan meresap kedalam jiwa?. Nah, saya pikir jawabannya sederhana sederhana sekali: Jadikan rutinitas harian. Tidak harus tulisan dicermin, yang penting kita hafal dengan apa yang kita tulis dan tahu betul memaknainya.
Apakah harus dihafal?. Sebaiknya memang iya. Sebab dengannya kita tak perlu repot lagi menggunakan media post note, cermin, dan sejenisnya. Apakah ini hal yang mudah?. In syaa Allah akan terasa mudah, kalau penanaman kalimat-kalimat positif tersbut kita domplengkan pada hal rutin yang kita lakukan. Inilah salah satu faedah kenapa setelah sholat 5 waktu kita dianjurkan untuk berdzikir dan berdoa sejenak. Sebab disitulah “kesempatan” menanamkan kalimat-kalimat positif pada diri sendiri. Tentunya dzikir dan doa-doa yang dibaca sesuai tuntunan Qur’an dan sunnah. Kalau ada waktu luang cobalah Anda telaah redaksional dalam kalimat-kalimat doa atau dzikir yang sesuai ittiba’ Nabi. In syaa Allah kita akan dapati banyak kalimat positif untuk mensugesti diri sendiri. Contoh lainnya adalah bacaan dzikir pagi-petang yang diajarkan Rasul yang rutin dibaca sebelum matahari terbit dan saat sore menjelang. Bayangkan berapa banyak kalimat positif bisa kita tanamkan tiap harinya hanya dengan merutinkan kebiasaan diatas?.
Semoga kita semua bisa menjaga dan me-manage pikiran yang kita miliki sebaik mungkin agar kebaikan dan keberkahan hidup senantiasa menghampiri. Aamiin.
@Zevantem
Sebongkah emas bertemu dengan sebongkah tanah.
Emas lalu berkata pada tanah, “Coba lihat dirimu, suram dan kotor, apakah engkau dipuji banyak orang dan memiliki cahaya mengkilat seperti aku…..?. Apakah engkau berharga seperti aku……?”.
Tanah pun dengan tenang menggelengkan kepala dan menjawab, “Aku bisa menjadi media yang menumbuhkan bunga dan buah, menumbuhkan rumput dan pohon, menumbuhkan tanaman dan tempat hidup bagi banyak binatang, apakah kamu bisa……. ?”.
Emas pun terdiam seribu bahasa.

Kawan,
Kisah diatas hanya ilustrasi, namun dalam hidup ini pun banyak orang yang seperti emas yang berharga, menyilaukan tetapi tak lebih hanya sekedar pajangan, perhiasan dan sedikit manfaatnya bagi sesama.
Sukses dalam karir, banyak harta/kekayaan, rupawan dalam paras, ilmunya tinggi, jaringannya luas tapi sukar membantu apalagi peduli.
Tapi ada juga yang seperti tanah. Posisi biasa saja, barangkali cuma seorang jongos, namun bersahaja dan ringan tangan siap membantu kapanpun.
Makna dari kehidupan bukan terletak pada seberapa bernilainya diri kita, tetapi seberapa besar manfaat kita bagi orang lain.
Jika keberadaan kita dapat membawa kebaikan bagi banyak orang, in syaa Allah itu pertanda hidup ini bernilai.
Apalah gunanya kesuksesan bila itu tidak membawa manfaat bagi orang lain disekitar kita.
Apalah arti kemakmuran bila tidak berbagi pada yang membutuhkan.
Apalah arti kecerdasan bila tidak menularkan inspirasi bagi orang sekeliling.
Karena hidup adalah proses, ada saatnya kita memberi dan ada saatnya kita menerima.
So, Anda memilih jadi emas atau kah tanah?. Atau jadi tanah yang mengandung emas?.
.
.
.
Bis Damri menuju CGK airport,
(dari berbagai sumber).
Kawan-kawan semua,
Mestinya saya menulis postingan ini 3 atau 4 tahun yang lalu, namun karena ketidaktahuan dan kekurangcermatan diri ini saya baru bisa menuliskannya sekarang. Ya, Anda tidak salah membaca. Memang mengecewakan, namun faktanya demikian : Maskapai penerbangan kebanggaan kita ini ternyata bertahun-tahun lamanya telah melecehkan Al-Qur’an. Saya adalah pelanggan setia Garuda Indonesia Airways (GIA). Dalam kesempatan bepergian keluar kota dan keluar negeri sekalipun terbang bersama Garuda Indonesia senantiasa menjadi pilihan utama saya.

Saya menyukai GIA dan bangga terhadap konsep unik yang diusungnya : “Garuda Indonesia Experience”, a concept of service designed to allow passengers to experience Indonesia at its best. Banyak keunggulan yang dimiliki GIA, diantaranya adalah Sky Team member, penyajian surat kabar yang beragam pilihan (bahkan dalam bahasa inggris dan mandarin), interior yang mewah, alunan instrumen musik indonesia dalam kabin yang menyesuaikan kekinian (kalau pas Ramadhan yang diputar adalah lagu-lagu islami), snack dan minuman selama penerbangan, pramugari yang ramah dan cantik, harga tiket yang pantas dan bersaing, pilot yang profesional (mayoritas landingnya smooth dan sering saya dapati pilot muslim GIA ditengah perjalanan terbang menyapa penumpang dengan awalan ‘Assalamu’alaikum’ -sungguh mengesankan). Hal lainnya yang membuat saya “lengket” di tempat duduk adalah fasilitas entertainment yang dimiliki GIA : Audio and Video on Demand (AVOD) dengan touch screen LCD TV .
Continue reading →
Buat ayah dan bunda semua. Semoga manfaat.
NEGERI TANPA AYAH
by : bendri jaisyurrahman (twitter : @ajobendri)
1| Jika memiliki anak sudah ngaku-ngaku jadi AYAH, maka sama anehnya dengan orang yang punya bola ngaku-ngaku jadi pemain bola
2| AYAH itu gelar untuk lelaki yg mau dan pandai mengasuh anak bukan sekedar ‘membuat’ anak.
3| Jika AYAH mau terlibat mengasuh anak bersama ibu, maka separuh permasalahan negeri ini teratasi
4| AYAH yang tugasnya cuma ngasih uang, menyamakan dirinya dengan mesin ATM. Didatangi saat anak butuh saja
5| Akibat hilangnya fungsi tarbiyah dari AYAH, maka banyak AYAH yg tidak tahu kapan anak lelakinya pertama kali mimpi basah
6| Sementara anak dituntut sholat shubuh padahal ia dalam keadaan junub. Sholatnya tidak sah. Dimana tanggung jawab AYAH ?
7| Jika ada anak durhaka, tentu ada juga AYAH durhaka. Ini istilah dari umar bin khattab
8| AYAH durhaka bukan yg bisa dikutuk jadi batu oleh anaknya. Tetapi AYAH yg menuntut anaknya shalih dan shalihah namun tak memberikan hak anak di masa kecilnya
9| AYAH ingin didoakan masuk surga oleh anaknya, tapi tak pernah berdoa untuk anaknya
10| AYAH ingin dimuliakan oleh anaknya tapi tak mau memuliakan anaknya
11| Negeri ini hampir kehilangan AYAH. Semua pengajar anak di usia dini diisi oleh kaum ibu. Pantaslah negeri kita dicap fatherless country
12| Padahal keberanian, kemandirian dan ketegasan harus diajarkan di usia dini. Dimana AYAH sang pengajar utama ?
13| Dunia AYAH saat ini hanyalah Kotak. Yakni koran, televisi dan komputer. AYAH malu untuk mengasuh anak apalagi jika masih bayi
14| Banyak anak yg sudah merasa yatim sebelum waktunya sebab AYAH dirasakan tak hadir dalam kehidupannya
15| Semangat quran mengenai pengasuhan justru mengedepankan AYAH sebagai tokoh. Kita kenal Lukman, Ibrahim, Ya’qub, Imron. Mereka adalah contoh AYAH yg peduli
16| Ibnul Qoyyim dalam kitab tuhfatul maudud berkata: Jika terjadi kerusakan pada anak penyebab utamanya adalah AYAH
17| Ingatlah! Seorang anak bernasab kepada AYAHnya bukan ibu. Nasab yg merujuk pada anak menunjukkan kepada siapa Allah meminta pertanggungjawaban kelak
18| Rasulullah yg mulia sejak kecil ditinggal mati oleh AYAHnya. Tapi nilai-nilai keAYAHan tak pernah hilang didapat dari sosok kakek dan pamannya
19| Nabi Ibrahim adalah AYAH yg super sibuk. Jarang pulang. Tapi dia tetap bisa mengasuh anak meski dari jauh. Terbukti 2 anaknya menjadi nabi
20| Generasi sahabat menjadi generasi gemilang karena AYAH amat terlibat dalam mengasuh anak bersama ibu. Mereka digelari umat terbaik.
21| Di dalam quran ternyata terdapat 17 dialog pengasuhan. 14 diantaranya yaitu antara AYAH dan anak. Ternyata AYAH lebih banyak disebut
22| Mari ajak AYAH untuk terlibat dalam pengasuhan baik di rumah, sekolah dan masjid
23| Harus ada sosok AYAH yg mau jadi guru TK dan TPA. Agar anak kita belajar kisah Umar yg tegas secara benar dan tepat. Bukan ibu yg berkisah tapi AYAH
24| AYAH pengasuh harus hadir di masjid. Agar anak merasa tentram berlama-lama di dalamnya. Bukan was was atau merasa terancam dengan hardikan
25| Jadikan anak terhormat di masjid. Agar ia menjadi generasi masjid. Dan AYAH yang membantunya merasa nyaman di masjid
26| Ibu memang madrasah pertama seorang anak. Dan AYAH yang menjadi kepala sekolahnya
27| AYAH kepala sekolah bertugas menentukan visi pengasuhan bagi anak sekaligus mengevaluasinya. Selain juga membuat nyaman suasana sekolah yakni ibunya
28| Jika AYAH hanya mengurusi TV rusak, keran hilang, genteng bocor di dalam rumah, ini bukan AYAH ‘kepala sekolah’ tapi AYAH ‘penjaga sekolah’
29| Ibarat burung yang punya dua sayap. Anak membutuhkan kedua-duanya untuk terbang tinggi ke angkasa. Kedua sayap itu adalah AYAH dan ibunya
30| Ibu mengasah kepekaan rasa, AYAH memberi makna terhadap logika. Kedua-duanya dibutuhkan oleh anak
31| Jika ibu tak ada, anak jadi kering cinta. Jika AYAH tak ada, anak tak punya kecerdasan logika
32| AYAH mengajarkan anak menjadi pemimpin yg tegas. Ibu membimbingnya menjadi pemimpin yg peduli. Tegas dan peduli itu sikap utama
33| Hak anak adalah mendapatkan pengasuh yg lengkap. AYAH terlibat, ibu apalagi
34| Mari penuhi hak anak untuk melibatkan AYAH dalam pengasuhan. Semoga negeri ini tak lagi kehilangan AYAH
35| Silahkan share jika berkenan agar makin banyak AYAH yang peduli dengan urusan pengasuhan. Salam bahagia.
sumber
“Satu Ayah yang baik jauh adalah lebih berharga ketimbang 100 guru di sekolah” [muhsin budiono]
You must be logged in to post a comment.