Kenapa harus beli BBM non subsidi?
Pertanyaan ini sering terlontar dari adik-adik kelas, keluarga maupun kenalan saya. Barangkali karena mereka mafhum kalau saya kerja di bidang perminyakan mestinya harus bisa ngasih alasan bagus atas pertanyaan tersebut. Ya, saya berharap juga demikian, tidak enak rasanya kalau jawaban yang kita berikan tidak bagus. Masalahnya kata “bagus” itu sifatnya relatif, tergantung siapa yang memaknai.
Anda pilih yang mana : jawaban yang bagus atau jawaban yang benar?. Kalau saya pilih jawaban yang benar sekaligus bagus ^_^. Saya tidak ambil pusing apakah jawaban yang saya berikan ini bagus atau benar, tapi jawaban ini tetap harus ditulis, karena capek juga kalau setiap ada orang bertanya topik yang sama saya harus menjawab panjang lebar. Kalau sudah di-posting di blog, saya tinggal minta sang penanya untuk mampir ke blog saya dan baca jawabannya sendiri. Praktis dan menghemat waktu saya.
Tidak ada jawaban teknis. Disini saya tidak akan memberi jawaban secara teknis. Sebab jawaban itu sudah sangat-sangat umum dan gampang ditemui di internet. Saya dan Anda bukan orang umum, jadi jangan mau diberi jawaban yang umum. Lagipula kalau alasan teknis dijelaskan panjang lebar, takut ujung-ujungnya saya akan dianggap sebagai orang pinter. Padahal memang iya. Hehe. Sebenarnya banyak alasan yang bisa dibuat, contohnya bisa Anda baca di blog mandewi.wordpress.com.
Kenapa harus beli BBM non subsidi? Supaya Anda jadi orang mampu. Inilah jawabannya. Belilah BBM non subsidi, niscaya Anda akan menjadi kaya. Membeli BBM subsidi bisa membuat Anda semakin berkecukupan, bahkan kaya. Lho, kok bisa Mas? Sabar ya, penjelasannya ada dibawah ini.
Membeli BBM non subsidi akan membuat “mental kaya” Anda semakin kuat. Mental untuk menjadi kaya adalah hal yang sangat penting. Modal utama yang harus dimiliki untuk mengubah kondisi keuangan yang seret. Sayangnya (atau malah untungnya) kondisi mental kita selalu dipengaruhi oleh kondisi pikiran. Kalau ada masalah di mental pasti ada masalah dalam pikiran atau dalam proses berpikir kita.
Pikiran yang salah akan mudah melahirkan tindakan yang salah. Tindakan (baca : keputusan) untuk membeli BBM subsidi akan memberikan pembenaran pada mental bahwa sang pembeli adalah orang tidak mampu. Bukankah BBM subsidi hanya untuk golongan tidak mampu? Ketika kondisi sebagai “orang tidak mampu” ini tertanam kuat di dalam otak bawah sadar maka itu artinya telah tersusun dinding penghalang pada mental kaya kita. Semakin sering membeli BBM subsidi semakin kuat pula dinding itu.Maka jangan heran kalau kondisi keuanganmu sulit berubah. Tetap miskin, tetap kekurangan. Kerja sekeras apapun, usaha/bisnis sekuat apapun tetap susah untuk membuahkan hasil. Bahkan ketika menemui kegagalan kecil pikiran akan mudah mendapatkan apologi : saya gagal, saya tidak bakat jadi orang mampu. Lihatlah, dalam keseharian saja saya sudah pakai BBM subsidi. Itu artinya saya adalah orang tidak mampu. Pantas kalau saya gagal. Mafhum kalau tidak berhasil.
Kenapa bisa begitu? ini karena pikiran manusia bekerja secara holographic dan selalu bersifat cross reference. Artinya apa? Artinya tidak ada pikiran yang berdiri sendiri. Sebuah tindakan dan pengalaman dimasa lalu atau kejadian beberapa saat yang lalu akan dengan mudah mempengaruhi pola pikir kita. Pengaruh ini bisa bersifat baik ataupun buruk, namun ujung-ujungnya mental juga yang kena.
Misal, setiap bulan Ramadlan Anda selalu “berhasil” puasa full selama 20 hari. Paling banter 23 hari, sisanya bolong atau cuma sampai beduk dhuhur. Dan kondisi itu sudah berlangsung selama 15 tahun lebih. Nah, ketika Ramadlan tahun ini Anda ditarget mertua bisa puasa 28 hari. Apa yang terlontar dari mulut Anda? “Ah, apa iya bisa? Lha wong bisa 23 hari aja udah cakep bener, ini mau narget 28 hari. Kayaknya jelas nggak mungkin”. Nah ini, tanpa diminta pikiran akan langsung mengambil memori dan hystorical data gimana sejarah puasa Anda dari tahun ke tahun. Keraguan dan ketidakmungkinan menggelayut hebat menghancurkan mental Anda.
Sama halnya dengan ketika menggunakan BBM bersubsidi. Anda akan menganggap diri Anda tidak mampu. Padahal kenyataannya Anda mampu. Beli motor keren bisa. Beli handphone diatas 1 juta Anda mampu. Beli pulsa tiap bulan mampu. Beli baju bagus oke. Beli rokok tiap hari juga mampu. Cangkrukan di warung kopi sampai shubuh bisa. Jalan-jalan ke Mall tiap minggu mampu. Sebenarnya Anda mampu. Yang nggak mampu itu justru mereka-mereka yang nggak mampu beli motor. Yang lantai rumahnya tanah liat, dindingnya dari gedek atau kardus, pendapatannya sehari kurang dari 5000 perak. Dan yang begini ini masih banyak di negara kita. Mereka lebih berhak. Memakan hak orang lain tanpa alasan benar berarti bertindak dzalim. Tuhan tidak menyukai orang-orang yang dzalim.
Ketika Anda merasa sebagai orang tidak mampu maka jangan salahkan bila orang lain akan memperlakukan Anda sebagai orang tidak mampu. Lingkungan dan seluruh sel-sel dalam tubuh Anda akan otomatis bertasbih menyatakan bahwa Anda orang tidak mampu. Akibatnya? Anda 100% benar-benar menjadi tidak mampu. Maka dari itu hidup Anda tidak berubah. Harta Anda mungkin bertambah, tapi hati Anda sempit dan batin tidak tenang. Keluarga bermasalah, prestasi hidup tidak ada. Selalu saja ada yang kurang, selalu saja ada yang tidak cukup. Semakin bertindak dzalim semakin jauh pula dari Tuhan.
Sampai disini Anda jangan buru-buru menyimpulkan. Belum tentu apa yang saya katakan diatas benar. Cobalah dulu, baru simpulkan. Pakailah BBM non subsidi. Mencoba bukan sehari-dua hari, minimal 3 bulan. Dan harus ikhlas, harus istiqomah. Cobalah, lalu lihatlah apa yang terjadi.
Orang bijak pernah berkata, lebih mudah memindahkan gunung ke dasar lautan daripada menasehati orang yang keras lagi tertutup hatinya. Sejatinya ia benar. Semoga kita termasuk orang-orang yang dikaruniai kelembutan hati dan kebaikan berpikir. Wallahu a’lam bish-shawab.
muhsin-budiono
Discussion
No comments yet.