Tolong jawab pertanyaan ini : Bayangkan kalau ada lima ekor burung sedang bertengger bersama di sebuah ranting pohon (Ini bukan burung Angry Birds, jadi jangan bayangkan warna mereka kuning, biru, merah, item, dan lain-lainnya itu). Karena merasa sedang diperhatikan oleh Anda maka dua ekor diantara burung-burung itu memutuskan untuk terbang. Pertanyaannya : Siapa nama penjual burung yang ada di Pasar Burung Petekan Surabaya? He..he, maaf bukan itu pertanyaannya. Pertanyaan yang benar adalah : Berapa ekor burung yang masih tetap bertengger di ranting pohon?.
Kenapa harus beli BBM non subsidi?
Pertanyaan ini sering terlontar dari adik-adik kelas, keluarga maupun kenalan saya. Barangkali karena mereka mafhum kalau saya kerja di bidang perminyakan mestinya harus bisa ngasih alasan bagus atas pertanyaan tersebut. Ya, saya berharap juga demikian, tidak enak rasanya kalau jawaban yang kita berikan tidak bagus. Masalahnya kata “bagus” itu sifatnya relatif, tergantung siapa yang memaknai.
Saat berkunjung ke Lampung, saya pernah ditanya oleh seorang pekerja outsourcing sebuah perusahaan disana. Kira-kira nanyanya begini : “Apa rahasianya biar kita bisa sukses dalam hidup dan dalam bekerja?”. Waktu itu saya jawabnya nggak jelas atau muter-muter kayak tong gembong dan roller coaster.
This article is not written by myself. It is a translation of an article titled “Paspor”, written by Rhenald Kasali, first published in the newspaper “Jawa Pos” on 8th of August 2011. Rhenald Kasali is an Indonesian academic and business practitioner and a professor (Guru Besar) of Management Science at the Faculty of Economics, Universitas Indonesia (UI). Hopefully this article could inspire myself and other people to open their eyes and see more of the world!
source : click here
Passport
Whenever I am lecturing, I always start by asking my students, how many of them have already owned a passport. Not surprisingly, only around 5% of them would raise their hand. However, when asked whether they have flown on a plane before, many more students would say yes. Almost 90% of my students have seen a cloud from the top, yet, most of our young people are only local traveler.
Therefore, instead of giving written assignments and papers like other lecturers, in my classes I begin by asking my students to complete the required paperwork and get a passport. Every student must have this ticket to the globalised world.
Sudah dua bulan lebih saya tidak mem-posting artikel di blog ini. Bukan karena saya memutuskan berhenti menulis. Saya tetap menulis di laptop saya ataupun di PC kantor saya. Menulis konsep buku atau sekedar bikin lanjutan dari artikel-artikel “mangkrak” yang dulu pernah saya tulis. Yah, minimal nge-tweet lewat telepon genggam. Meskipun tidak ajeg, saya tetap berusaha untuk menulis. Terkadang tulisan jari-jemari bisa lebih memaknai kata hati. Sayangnya, saya selalu berusaha mencari pembenaran kenapa malas sekali rasanya untuk membuat postingan di blog.
Judul diatas berasal dari bahasa latin. Artinya Setelah ini, karena itu, karena ini. Kenapa saya harus menggunakan istilah bahasa latin?. Sepele, saya tidak sanggup menjelaskan sesuatu dalam tulisan blog menggunakan bahasa tubuh, bahasa kalbu, apalagi bahasa binatang. Susah rasanya.
Alhamdulilah. Senang sekali rasanya, setelah menanti 3 tahun lebih pada akhirnya buku pertama saya ini selesai naik cetak dan sudah terbit ISBN-nya. Maklum, buku ini sudah selesai saya tulis di akhir tahun 2009 dulu dan baru bisa terbit secara maya di blog ini. Buku JTIG (Jadi Trainer Itu Gampang) Sudah banyak makhluk yang menanyakan ke saya versi cetaknya. Dulu cukup tengsin plus stress juga ketika ada kenalan yang tiba-tiba memesan versi cetaknya sebanyak 20 eksemplar atau lebih. Saya cuman bisa mesem cengar-cengir sambil ngomong : “Maaf Bos, itu bukunya belum naik cetak. Tapi format PDF-nya bisa gratis disedot sampai kempot dari blog saya”.
Jumat, 15 Februari kemarin, sejumlah meteor melintas, meledak, dan jatuh di Kota Chelyabinsk, di Pegunungan Ural, sekitar 1500 kilometer sebelah timur Ibu Kota Moskow, Rusia. Kabarnya 1200 orang terluka akibat kejadian itu. Turut berduka sedalam-dalamnya dan semoga mereka yang menjadi korban bisa segera sembuh dan beraktifitas normal kembali. Saya sedikit bersyukur sebab meteor tersebut tidak jatuh di Indonesia, karena peristiwa jatuhnya meteor tergolong berita yang sangat baik untuk “mengalihkan” isu dan perhatian masyarakat akan berbagai kasus/berita hangat yang sedang terjadi saat ini. Kejanggalan sidang lakalantas anak menteri, korban ganti rugi Lapindo, dualisme kepemimpinan Presiden, kartel pangan, kisruh PSSI, sapi impor, dan kisruh-kisruh lainnya akan tenggelam begitu saja kalau sampai terjadi kawanan meteor jatuh di Indonesia. Continue reading
Lupakan Bill Gates atau Steve Jobs sejenak. Mereka sudah bergelimang popularitas untuk setiap detak jantung, tarikan napas atau bahkan kematian mereka. Mari melirik pada Eben Upton. Sekilas tak ada yang luar biasa pada lelaki berusia 34 tahun. Oke, dia memang botak. Orang sering menganggap lelaki botak kinclong itu pintar dan banyak berpikir. Anggapan itu sama sekali tak meleset. Dia memang doktor komputer lulusan Universitas Cambridge, Inggris.
Kawan-kawan semua,
Ini nasihat yang saya berikan pada sebuah seminar motivasi penutup akhir tahun di Surabaya. Isinya tentang perbedaan antara manusia daya dan manusia data. Artikel ini lebih condong saya tujukan pada rekan-rekan saya yang berprofesi sebagai pendidik. Semoga bisa menghantarkan anak didiknya mendapatkan pengalaman belajar yang menyenangkan, meski sistem pendidikan kita saat ini cenderung memproduksi manusia data. Semoga manfaat.
Jangan selalu menjadi manusia data, namun jadilah manusia daya. Sejarah mencatat bahwa ilmuwan besar Einsten pernah ditanya : ada berapa kaki (sekitar 30 cm) dalam satu mil. Einsten lalu menjawab, ”Saya tidak tahu. Mengapa saya harus mengisi otak saya dengan fakta (data) yang dapat saya temukan dalam waktu dua menit di dalam buku acuan standar?”. Continue reading
You must be logged in to post a comment.