Kawan-kawan semua,
Tolong jawab pertanyaan ini : Bayangkan kalau ada lima ekor burung sedang bertengger bersama di sebuah ranting pohon (Ini bukan burung Angry Birds, jadi jangan bayangkan warna mereka kuning, biru, merah, item, dan lain-lainnya itu). Karena merasa sedang diperhatikan oleh Anda maka dua ekor diantara burung-burung itu memutuskan untuk terbang. Pertanyaannya : Siapa nama penjual burung yang ada di Pasar Burung Petekan Surabaya? He..he, maaf bukan itu pertanyaannya. Pertanyaan yang benar adalah : Berapa ekor burung yang masih tetap bertengger di ranting pohon?.
Apakah jawabannya tiga?
Bukan, jawaban yang benar adalah lima. Jumlah burung yang tetap bertengger tetap lima ekor. Kok bisa begitu?. Karena “Memutuskan untuk terbang” tidaklah sama dengan “Terbang”. Dua ekor burung sudah memutuskan untuk terbang, namun mereka belum mengambil tindakan. “Memutuskan” dan “Bertindak” adalah dua hal yang sangat berbeda.
Prends, dalam hidup ini terkadang kita pernah terkecoh pada kondisi dan situasi demikian. Kita berpikir bahwa kita telah melakukan sesuatu dengan mengambil sebuah keputusan, padahal kenyataannya tidak demikian. Keputusan yang belum dieksekusi hanya menjadi seonggok keputusan yang tak menghasilkan apa-apa. Secara sadar maupun tidak pikiran kita sering terperdaya. Alih-alih serius telah mlakukan action, bnyak diantara kita yang pada kenyataannya ‘terhenti’ di tahap “Memutuskan”.
Banyak diantara kita menginginkan dan bahkan telah memutuskn untuk menjadi orang sukses namun malas menyusun strategi & membiarkan hidupnya mngalir bersama arus sungai kehidupan. Sejatinya ia telah terperdaya.
Hal-hal seperti ini saya anggap sebagai dinding tak kasat mata yang mampu menipu bila kita tidak waspada. Dalam postingan-postingan saya sebelumnya sudah ada beberapa dinding tak kasat mata yang pernah saya bahas. Insya Allah kedepannya saya akan bahas lagi hal lainnya yang seringkali menjadi penipu mental dan pikiran hingga kita enggan melakukan action dan terus maju.
So, memutuskan saja tidaklah cukup, kita harus bertindak segera. Semoga kita tidak termasuk orang-orang yang terperdaya.
With love,
muhsin-budiono

0.000000
0.000000
Like this:
Like Loading...
Related
About muhsin budiono
Karyawan, Followership Practitioner dan Penulis Buku.
Mengenyam pendidikan di Institut Teknologi Sepuluh Nopember jurusan Marine Engineering (Lulus tahun 2006) dan Narotama University studi Management (Lulus tahun 2014).
Followership Practitioner pertama di Indonesia [Certified by Ira Chaleff, Belgium-2017].
Anggota ILA (International Leadership Association).
Pemegang Rekor MURI (Museum Rekor Dunia-Indonesia).
Disaat banyak orang Indonesia memuji dan mendalami Leadership, muhsin memilih jatuh hati pada Followership sejak 2007 yang lalu. Di tahun 2013 muhsin menulis buku tentang belajar Followership ala Indonesia berjudul "The Jongos Ways" (TJW) yang fenomenal dan menggugah ribuan pekerja di Indonesia. Berbekal buku TJW muhsin semakin getol membumikan Followership ke seluruh penjuru nusantara secara cuma-cuma/tanpa memungut biaya melalui kegiatan-kegiatan seminar, bedah buku, pembuatan video animasi hingga konsultasi gratis. Hal itu dilakukan sebab menurutnya Indonesia sudah “terlambat” lebih dari 23 tahun dalam mengembangkan Followership.
Atas upayanya tersebut pada akhir tahun 2014 muhsin mendapat undangan dari International Leadership Association untuk menghadiri International Followership Symposium di Amerika sebagai satu-satunya wakil dari Indonesia. Disana ia intens berdiskusi dengan beberapa pakar followership dunia dan dinisbatkan sebagai pemerhati followership pertama dari Indonesia. Di tahun 2016 Muhsin juga mendapat kehormatan untuk berbicara tentang Followership dihadapan ratusan praktisi Human Resources di Indonesia dalam forum nasional the 8th Indonesia Human Resources Summit (IHRS).
Sementara ini muhsin berkarya di Perusahaan Migas Nasional kebanggaan Indonesia: PT Pertamina (Persero) dan sedang mengumpulkan serta menyusun kerikil demi kerikil untuk dijadikan batu lompatan dalam meraih cita-cita sebagai International Islamic Followership Trainer di tahun 2023 mendatang.
Muhsin juga memiliki keinginan kuat untuk resign bekerja agar bisa kuliah/belajar lagi di Saudi Arabia guna mendalami teori Islamic Followership yang sedang dikembangkannya.
Discussion
No comments yet.