Para karyawan bintang yang berkumpul dalam satu kelompok dengan tujuan sama masih tetap harus bekerja bersama. Karyawan bintang akan semangat dan senang mengerjakan bagiannya apabila ia melihat ada karyawan bintang lainnya yang kapabilitas/kompetensinya dihargai atau telah teruji sebelumnya. Singkatnya, mereka senang sekali bila bisa bekerja bersama dengan karyawan bintang lain yang mampu melakukan pekerjaannya dengan baik.
Kondisi seperti ini maknanya bukan lagi kerjasama tim, melainkan tujuan bersama yang diselesaikan oleh sekelompok orang yang memiliki kompetensinya masing-masing, yang mengerjakan dengan baik tugasnya masing-masing, yang bertanggungjawab atas tugas mereka, dan menerima pujian sebab menyelesaikan tugas mereka.
Kawan-kawan semua,
Berikut adalah penampakan dari buku karya kedua saya. Buku ini berjudul “The Jongos Ways : Pekerja Tangguh yang Bahagia dan Penuh Manfaat itu Anda”. Buku “The Jongos Ways” -biasa disingkat TJW- menceritakan tentang beberapa pemikiran, pengalaman dan pemaknaan saya terhadap pekerjaan selama lebih kurang 5 (lima) tahun bekerja, eh…berkarya di perusahaan tercinta : Pertamina. Kenapa kata “Bekerja” barusan tadi saya coret? Sebab pemahaman kita perlu diselamatkan. Mindset antara “Bekerja” dan “Berkarya” punya andil yang sangat penting dalam memajukan diri pribadi kita. Seberapa pentingnya sih? silahkan baca di artikel saya sebelumnya : Jongoszers adalah “Karyawan”, bukan sekedar Pekerja.
Buku TJW barangkali bukan termasuk buku apik yang isinya mengilhami sampai-sampai Anda harus merekomendasikannya ke orang lain. Namun buku ini disusun berdasarkan pada beberapa kisah nyata yang menyampaikan pesan kuat untuk mendongkrak sikap kita terhadap kerja dan kehidupan. Apa yang membedakan buku ini dengan buku-buku manajemen lainnya? Sebenarnya bedanya banyak, diantaranya adalah penulis buku ini jauh lebih tampan dan lebih manis dibanding penulis buku lainnya. Hehe. Narsis ^_^. Sekarang serius, kalau di buku-buku manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) lain seringkali membahas tentang persoalan leadership (kepemimpinan) maka di buku ini Anda akan diberikan wawasan lain yang sama pentingnya dengan leadership namun jarang sekali diajarkan dan diwacanakan. Wawasan itu adalah Followership.
Kalau di buku lain di jaman sekarang ini lebih banyak mengupas dan “mendewa-dewakan” tentang entrepreneurship (kewirausahaan) maka di buku ini Anda akan dibawa berjalan-jalan menyusuri alam pikiran seorang karyawan dengan berbagai wacana dan contoh konkret yang disajikan berimbang. Hal ini tentunya sangat dibutuhkan oleh mereka-mereka yang berniat menjadi “Bos” atau memiliki banyak orang yang bekerja untuk membantu dirinya.
Saya teringat perkataan salah satu guru bangsa kita : Pak Dahlan Iskan. Beliau pernah mengungkapkan begini, “Anda tidak bisa menjadi pemimpin yang baik sebelum menjadi bawahan yang baik. Menjadi pemimpin itu dianggap enak. Menjadi pemimpin itu dianggap bisa berkuasa. Tetapi banyak yang tidak menyadari bahwa untuk bisa menjadi pemimpin yang baik sebenarnya harus pernah membuktikan dirinya pernah menjadi orang yang dipimpin.
Ketika menjadi orang yang dipimpin itu, dia juga bisa menjadi orang yang dipimpin dengan baik. Artinya untuk bisa menjadi pemimpin yang baik harus pernah menjadi anak buah yang baik.
Saya meragukan seseorang yang ketika menjadi anak buah tidak baik, dia bisa menjadi pemimpin yang baik. Menjadi anak buah yang baik itu adalah anak buah yang loyal tetapi juga kritis. Anak buah yang patuh tetapi juga bisa berpikir mana yang baik dan mana yang tidak baik. Anak buah yang selalu bisa memberikan jalan keluar kepada atasannya. Anak buah yang bisa memberikan pemecahan masalah bagi atasannya. Bukan anak buah yang selalu merepotkan atasannya, anak buah yang selalu membikin masalah pemimpinnya dan anak buah yang selalu memberikan persoalan bagi pemimpinnya.”
Nah, begitulah sedikit “bocoran” yang bisa saya sajikan mengenai buku TJW ini. Semoga berkenan. Oh iya, bagi Anda yang penasaran ingin membaca buku TJW, silahkan bisa Anda download gratis disini : TJW Muhsin Budiono for Blog. Sebenarnya beberapa isi dari buku TJW telah ada dalam beberapa artikel yang saya tulis dalam blog ini, namun lokasinya masih terpisah-pisah. Jadi ada baiknya Anda men-download ketimbang menjadi senewen dan penasaran (kayak arwah aja bisa penasaran) Hehe.
Saya berharap besar dan bermimpi kalau buku TJW akan di-launching pada tanggal 10 Desember 2013 di kantor pusat Pertamina dan oleh CEO Pertamina juga. Kenapa harus 10 desember? Sebab di tanggal tersebut Pertamina berulang tahun. Ingin sekali rasanya memberikan “hadiah spesial” bagi perusahaan sekaligus bagi rekan-rekan kerja saya semua di hari yang istimewa tersebut. Berkenaan dengan hal itu, dikesempatan yang baik ini saya ingin mengajak Anda semua agar turut mendoakan kelancaran peluncuran buku TJW. Tidak ada salahnya bermimpi, tidak ada salahnya memiliki harapan yang besar. Jangan takut bermimpi, sebab antara mimpi dan realitas hanya dipisahkan oleh waktu. Semoga terwujud.
Sementara saya cukupkan sampai disini, semoga yang sedikit ini bermanfaat dan semoga niat ini tetap ikhlas.
Tetap istiqomah,
muhsin-budiono
PS : Ingin mengetahui beberapa dokumentasi tentang TJW? Silahkan download disini : Foto Dokumentasi TJW
Kawan-kawan semua,
Ini nasihat yang saya berikan pada sebuah seminar motivasi penutup akhir tahun di Surabaya. Isinya tentang perbedaan antara manusia daya dan manusia data. Artikel ini lebih condong saya tujukan pada rekan-rekan saya yang berprofesi sebagai pendidik. Semoga bisa menghantarkan anak didiknya mendapatkan pengalaman belajar yang menyenangkan, meski sistem pendidikan kita saat ini cenderung memproduksi manusia data. Semoga manfaat.
Jangan selalu menjadi manusia data, namun jadilah manusia daya. Sejarah mencatat bahwa ilmuwan besar Einsten pernah ditanya : ada berapa kaki (sekitar 30 cm) dalam satu mil. Einsten lalu menjawab, ”Saya tidak tahu. Mengapa saya harus mengisi otak saya dengan fakta (data) yang dapat saya temukan dalam waktu dua menit di dalam buku acuan standar?”. Continue reading
Kawan-kawan semua,
Dari berita yang terpampang di BBC saya mendapati informasi baru yang membuat pupil mata ini terbuka lebih lebar dari biasanya. Ini tentang peringatan Hari Hijab Sedunia yang mulai diperingati 1 Februari 2013 kemarin. Bukan karena gambar perempuan manis berhijab yang ditampilkan dalam berita tersebut yang menarik perhatian saya, tapi karena substansi seruan untuk berhijab kepada perempuan non Muslim sedunia itulah yang membuat otak saya lantas berpikir : Apakah hari hijab sedunia ini memang dapat meningkatkan pemahaman toleransi dan saling memahami antar pemeluk agama?
Seringkali seseorang yang bekerja sebagai Jongos memiliki paradigma yang kurang benar (baca: keliru) terhadap terminologi ‘Karyawan’. Karyawan biasanya diartikan sederhana sebagai orang gajian belaka, yaitu orang yang menerima gaji/upah sebagai imbalan karena ia telah memberikan tenaga, pikiran ataupun keterampilan yang dimilikinya.
Anda tahu, paradigma (mindset) adalah salah satu faktor penting yang mempengaruhi kehidupan. Stephen Covey pernah berseloroh : “Jika engkau hanya menginginkan perubahan kecil dalam hidupmu, ubahlah perilakumu. Jika engkau menginginkan perubahan dahsyat dalam hidupmu, ubahlah paradigmamu”. Sejatinya ia benar. Karyawan yang hanya menganggap dirinya sebagai orang gajian maka akan sulit mengaktualisasikan diri meskipun telah dibekali banyak pengetahuan dan keterampilan. Sambil koreksi diri, dulu saya sering mengatakan, “Kalau mau kaya ya harus jadi pengusaha”, nah ternyata ini juga termasuk kalimat yang kurang benar. Sebab biarpun jadi pengusaha dan jungkir-balik siang malam tapi mindset yang dimiliki masih ‘mindset non pengusaha’ maka hasilnya akan jalan ditempat atau sulit berkembang.
Ini kisah di tempat kerja saya. Kemarin saya berbincang-bincang dengan seorang petugas Cleaning Services yang perawakannya lumayan tambun alias subur. Hampir setiap hari saya memperhatikan kalau ada yang kurang beres dari penampilannya. Yang kurang beres itu apa ya? Kok kurang kerjaan banget sih mas, sampai harus memperhatikan penampilan seseorang. Dasar . . . (+_+)
Kawan-kawan semua,
Kali ini saya akan menyajikan salah satu tulisan dari Prof. Rhenald Kasali yang saya sukai. Bahasanya sederhana, namun mudah dipahami dan mampu membangun logika cerdas. Isinya terkait kenaikan harga BBM yang masih terus akan menuai pro dan kontra di banyak pihak sampai Pemerintah mau mengambil langkah strategis non-populis yakni menaikkan harga BBM.
Rhenald Kasali merupakan salah satu tokoh yang saya kagumi. Beliau adalah dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Selain bergerak sebagai akademisi, pria bergelar Ph. D. dari University of Illinois ini sangat produktif dalam menulis.Buku-buku yang ditulisnya selalu menjadi perhatian kalangan bisnis dan dikoleksi oleh banyak dan hampir semuanya menjadi best seller. Continue reading
Sejak kemarin sore hingga malam ini, suara motor dengan knalpot bodong hasil modifikasi berteriak meraung-raung di jalanan depan kantor saya. Mudah diduga kalau pemiliknya adalah para remaja tanggung dari kampung. Rambut alay, kaos lusuh, kulit gosong dan alas kaki seadanya adalah ciri-cirinya. Saya berani taruhan kalau isi dompet mereka tidak lebih dari 50 ribu rupiah. Continue reading
Kawan-kawan semua,
Melalui email, hari ini saya mendapat kabar kelahiran anak pertama dari rekan kerja saya di Surabaya. Sebenarnya putri pertama kawan saya ini lahir di hari kamis (27.12.2012) tapi kabar-kabarinya baru hari ini. Alhamdulilah, cukup senang mendengarnya. Lahir dengan berat 3.3 kg dan panjang 49 cm dan diberi nama Hafidza Khaira Lubna Arsin. Nama yang cukup keren dan islami.
Sedikit mengomentari nama ini, untuk tiga kata yang awal sepertinya sudah cukup mafhum dan tidak membuat alis saya berkenyit. Tapi untuk kata yang terakhir itu lho, kesannya kok agak aneh ya. Mungkin sedikit maksa. ^_^.Tebakan saya itu gabungan nama dari Abinya. Cukup kreatif meskipun artinya tidak ada. Mungkin kalau diganti jadi “Arta” artinya jadi harta/uang (dalam bahasa jawa). Tapi bagaimanapun untuk seorang anak perempuan nama ini cukup oke, daripada nama Abinya tidak digabung/disingkat sama sekali. Barangkali ada anak perempuan nama belakangnya diambil dari nama Bapaknya langsung : Sasongko, Budiono, Cahyono, Kustari, Suwandi, dsb. Kesannya agak aneh. Tapi penilaian itu terserah Anda, Silahkan dinilai sendiri ^_^. Continue reading
You must be logged in to post a comment.