Road to 2023
Nulis Lepas

Langkah Jongos Mantap


muhsin-budionoKawan-kawan semua,

Ini kisah di tempat kerja saya. Kemarin saya berbincang-bincang dengan seorang petugas Cleaning Services yang perawakannya lumayan tambun alias subur. Hampir setiap hari saya memperhatikan kalau ada yang kurang beres dari penampilannya. Yang kurang beres itu apa ya? Kok kurang kerjaan banget sih mas, sampai harus memperhatikan penampilan seseorang. Dasar . . . (+_+)

Selidik punya selidik ternyata ada yang aneh dalam cara berjalannya. Kalau berjalan kakinya agak nyeret dan pundak atasnya sedikit membungkuk (wuih, segitunya kalau memperhatikan orang lain). Apakah hal itu demikian penting hingga saya harus membuat tulisan ini? Ya, saya katakan kalau ini penting. Sebab sikap tubuh dan cara berjalan yang seperti itu terkesan kurang semangat dan membuat orang lain yang melihat jadi kurang antusias. Kata orang bijak semangat itu bisa menular. Nah ini, kalau hembusan yang diberikan adalah hawa kurang semangat ya secara otomatis bakal ngefek juga ke moody orang yang melihatnya.

Saya tahu benar kalau ia bekerja dengan baik dan rajin. Orangnya enak kalau diajak bicara atau disapa. Disamping itu -Ini yang paling penting- orangnya juga penurut. Dimintai tolong (baca : disuruh) apa saja dia mau dan nurut. Anda tahu? bertemu dengan orang yang “nurut” itu enak sekali. Sebab disuruh ‘nurut’ ya dia ‘nurut’, kalau disuruh ‘tidak nurut’ ya dia ‘nurut’ juga. Yang repot kalau kita bertemu dengan orang yang tidak nurut. Disuruh ‘nurut’ dia ‘tidak nurut’, kalau disuruh ‘tidak nurut’, dia juga ‘tidak nurut’. Barangkali Anda salah satunya? He..he.

muhsin-budionoDi tulisan kali ini kita akan bahas bersama perihal bahasa tubuh. Perlu diketahui bahwa dari tiap bahasa tubuh yang jadi kebiasaan atau yang kita tampilkan tiap harinya akan sangat  berpengaruh pada kondisi perasaan Anda. Orang yang sering cemberut memiliki kecenderungan untuk berperasaan buruk (bad mood, BeTe, stress, dsb) yang lebih besar dibanding orang-orang yang murah senyum. Ini bukan sekedar kebiasaan atau logika gatuk-gatukan. Ini terkait erat dengan perasaan hati yang berlanjut pada pemikiran hingga tindakan-tindakan/keputusan yang bakal Anda ambil kedepannya. Jika Anda ingin membuat perasaan lebih baik secara cepat, cobalah mencoba sesuatu yang beda dari cara berjalan. Tapi, apapun perubahan yang ingin Anda coba, saya sarankan supaya jangan meniru gaya berjalannya Mister Zombie atau suster Ngesot yang terkenal itu.

Sedikit wacana, ada cara berjalan yang disebut striders, yaitu dengan langkah panjang, berjalan dengan naik turun, serta membiarkan tangan berayun bolak-balik. Sebaliknya, ada shufflers, yaitu berjalan dengan langkah-langkah kecil dan bahu membungkuk. .

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Sara Snodgrass, psikolog dari  Florida Atlantic University, gaya berjalan seseorang memang bisa menggambarkan emosinya. Striders, seperti dilansir dari Daily Mail, diasosiasikan sebagai penggambaran kondisi perasaan bahagia dan shufflers menggambarkan kesedihan.

muhsin-budionoIa lalu mencari tahu apakah cara berjalan bisa mempengaruhi kondisi emosi seseorang. Snodgrass pun melakukan meminta partisipan untuk berjalan kaki selama tiga menit dengan salah satu cara berjalan. Setengah dari partisipan diminta untuk mengambil langkah panjang, mengayunkan lengan mereka dan memposisikan kepala agak tinggi. Sisanya diminta mengambil langkah pendek, menyeret sambil melihat kaki sendiri saat berjalan.

Setelah mempraktekkannya tiap orang dinilai level kemuhsin budionobahagiaan dan perasaan optimis. Hasilnya, mereka yang mengambil langkah panjang merasa lebih bahagia daripada mereka yang berjalan menyeret. Jadi, jaga mata fokus ke depan dan bahu selalu tegap saat berjalan. Cara ini bisa membuat perasaan Anda lebih baik.

Hmm, boleh juga nih penelitiannya. Terlepas dari simpulan yang diambil oleh Snodgrass diatas, ada baiknya kalau saya memberitahukan ke rekan saya diatas kalau ia perlu memperbaiki caranya berjalan. Tentunya bakalan sulit untuk merubah kebiasaan yang sudah dilakukan belasan atau bahkan puluhan tahun. Well, tidak ada salahnya untuk mencoba. You never know, until you have tried.

Tetap istiqomah,

muhsin-budiono

About muhsin budiono

Karyawan, Followership Practitioner dan Penulis Buku. Mengenyam pendidikan di Institut Teknologi Sepuluh Nopember jurusan Marine Engineering (Lulus tahun 2006) dan Narotama University studi Management (Lulus tahun 2014). Followership Practitioner pertama di Indonesia [Certified by Ira Chaleff, Belgium-2017]. Anggota ILA (International Leadership Association). Pemegang Rekor MURI (Museum Rekor Dunia-Indonesia). Disaat banyak orang Indonesia memuji dan mendalami Leadership, muhsin memilih jatuh hati pada Followership sejak 2007 yang lalu. Di tahun 2013 muhsin menulis buku tentang belajar Followership ala Indonesia berjudul "The Jongos Ways" (TJW) yang fenomenal dan menggugah ribuan pekerja di Indonesia. Berbekal buku TJW muhsin semakin getol membumikan Followership ke seluruh penjuru nusantara secara cuma-cuma/tanpa memungut biaya melalui kegiatan-kegiatan seminar, bedah buku, pembuatan video animasi hingga konsultasi gratis. Hal itu dilakukan sebab menurutnya Indonesia sudah “terlambat” lebih dari 23 tahun dalam mengembangkan Followership. Atas upayanya tersebut pada akhir tahun 2014 muhsin mendapat undangan dari International Leadership Association untuk menghadiri International Followership Symposium di Amerika sebagai satu-satunya wakil dari Indonesia. Disana ia intens berdiskusi dengan beberapa pakar followership dunia dan dinisbatkan sebagai pemerhati followership pertama dari Indonesia. Di tahun 2016 Muhsin juga mendapat kehormatan untuk berbicara tentang Followership dihadapan ratusan praktisi Human Resources di Indonesia dalam forum nasional the 8th Indonesia Human Resources Summit (IHRS). Sementara ini muhsin berkarya di Perusahaan Migas Nasional kebanggaan Indonesia: PT Pertamina (Persero) dan sedang mengumpulkan serta menyusun kerikil demi kerikil untuk dijadikan batu lompatan dalam meraih cita-cita sebagai International Islamic Followership Trainer di tahun 2023 mendatang. Muhsin juga memiliki keinginan kuat untuk resign bekerja agar bisa kuliah/belajar lagi di Saudi Arabia guna mendalami teori Islamic Followership yang sedang dikembangkannya.

Discussion

No comments yet.

Your Comment Please . . .

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

Road to International Islamic Followership Trainer

18 June 2023
8 days to go.

Buku Karya Pertama

JTIG : Jadi Trainer itu Gampang

Jadi Trainer Itu Gampang : Panduan Praktis untuk Memulai Menjadi Trainer dan Pemandu Pelatihan di Usia Muda. (LMT Trustco - Jakarta)

Buku Karya Kedua

The Jongos Ways : Pekerja Tangguh yang Bahagia dan Penuh Manfaat itu Anda (Penerbit : Elex Media Komputindo)

Buku Karya Ketiga

Berani Berjuang: Realita Cinta, Pertamina dan Bangsa Indonesia (A tribute to Mr. Ugan Gandar). Elex Media Komputindo

Buku Karya Keempat

Memorable Book Banjir Bandang Kota Bima - NTB tanggal 21 & 23 Desember 2016 (Elex Media Komputindo)

Follow me on Twitter

%d bloggers like this: