Road to 2023
Uncategorized

Perdebatan Harga BBM


Kawan-kawan semua,

Rhenald Kasali

Rhenald Kasali

Kali ini saya akan menyajikan salah satu tulisan dari Prof. Rhenald Kasali yang saya sukai. Bahasanya sederhana, namun mudah dipahami dan mampu membangun logika cerdas. Isinya terkait kenaikan harga BBM yang masih terus akan menuai pro dan kontra di banyak pihak sampai Pemerintah mau mengambil langkah strategis non-populis yakni menaikkan harga BBM.

Rhenald Kasali merupakan salah satu tokoh yang saya kagumi. Beliau adalah dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Selain bergerak sebagai akademisi, pria bergelar Ph. D. dari University of Illinois ini sangat produktif dalam menulis.Buku-buku yang ditulisnya selalu menjadi perhatian kalangan bisnis dan dikoleksi oleh banyak dan hampir semuanya menjadi best seller.

Beberapa bukunya yang saya tahu yaitu :

Selamat membaca.

* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *

Perdebatan Harga BBM

Masih adakah energi murah di atas muka bumi ini? Pertanyaan ini dijawab setiap bangsa dengan catatan berbeda-beda. Brasil dan Norwegia adalah dua negara yang beruntung karena oil powerhouse-nya,Petrobraz dan Statoil, berhasil mengembangkan teknologi laut dalam, sehingga mampu mengeksplorasi minyak di mancanegara.
Saat bahan bakar berbasiskan fosil yang ada di atas permukaan bumi mulai menipis, keduanya justru berjaya di laut dalam. China di sisi lain, memanjakan empat BUMN-nya dengan berbagai insentif dan harga minyak dalam negeri yang tinggi, sehingga berhasil membangun kilang-kilang besar di mancanegara dan mendapatkan jaminan suplai dari Sudan, Arab Saudi dan Venezuela. Petronas juga dikembangkan dengan cara yang sama, sehingga mampu menjalankan peran sebagai penjamin masa depan energi Malaysia.

Harga boleh berubah-ubah, tetapi rakyatnya tenang. Dengan cara berbeda, Amerika Serikat, Rusia, dan Kanada menemukan cadangan-cadangan baru, baik minyak maupun gas dengan teknologi canggih. Mereka bisa menghasilkan minyak dan gas murah dengan sejumlah catatan: cadangan besar terkonsentrasi, teknologi terus dikembangkan, insentif terus diberikan pada pengusaha perminyakan, dividen tidak diambil pemegang saham, ada kepastian berusaha yang memadai, infrastruktur prima dan korupsinya terkendali.

Bagaimana Indonesia? Selain cadangan minyaknya tidak besar, cadangan minyak dan gas yang kita miliki menyebar dalam volume kecil-kecil di lokasi yang berjauhan. Keadaan ini berbeda sekali dengan cadangan yang dimiliki negara-negara lain seperti Qatar, Arab Saudi, Brasil, Venezuela, atau Malaysia sekalipun. Sudah demikian, insentif yang diberikan untuk investasi migas tidak memadai, bahkan dividennya lebih banyak diperah untuk menambal APBN, sehingga BUMN energi tidak memiliki kesempatan berinvestasi dalam teknologi dan ladang-ladang minyak baru di mancanegara.

Cara berpikir kita sangat lokal, domestik, jangka pendek dan konsumsi. Jangan lupa juga kita tinggal di negara kepulauan dengan azas kesatuan, namun payah infrastrukturnya. Ini belum ditambah dengan ruwetnya birokrasi dan bisingnya kicauan politik dengan segala conflict of interest yang mengacaukan pikiran anak bangsa.

Jadi energi murah, mohon maaf, sudah tidak ada lagi bagi Indonesia kecuali kita mempercepat pembangunan infrastruktur sampai ke daerah-daerah terpencil, mengembangkan teknologi baru, mendorong BUMN migas menjamin masa depan energi bangsa dengan investasi besar-besaran dan tentu saja masyarakat yang cerdas, berpikir logis dan tak mudah terprovokasi oleh janji-janji bohong. Kalau survei hendak diajukan, isinya tidak boleh lagi setuju atau tidak setuju harga BBM dinaikkan.

Akal sehat saya mengatakan, survei seperti ini sama dengan menanyakan anak sekolah dasar pilih yang mana, masuk surga atau neraka? Jawabannya pasti sudah jelas. Survei yang cerdas hanya membandingkan BBM murah, tapi tidak terjamin ketersediaan dan masa depannya, atau harga dinaikkan tetapi masa depan terjamin. Tetapi kalau cara kerjanya buruk, yang terjadi adalah harga naik dan mahal, ketersediaan buruk, jaminan masa depan energi tidak ada.

Bangun Logika Cerdas

Suasana politik seperti ini memang sungguh merisaukan. Pengambilan keputusan serba sulit, saling mengunci dan saling membohongi. Anda kaum cerdas mungkin bisa membedakan mana pemimpin yang baik dan benar serta mana politisi jujur dan yang mengaburkan masalah. Namun bagi rakyat kecil, perdebatan harga BBM sudah tidak jelas lagi.

Di beberapa stasiun pompa bensin, saya masih bisa menemukan pengemudi sepeda motor yang dengan kesadaran penuh membeli bensin nonsubsidi. Sayangnya, jumlah mereka tidak banyak. Sebagian besar rakyat tentu mengantre di jalur subsidi,dan tentu saja mereka mengaku sangat berkeberatan menggunakan BBM nonsubsidi atau BBM subsidi yang dinaikkan harganya.

Namun, mengapa seseorang bersedia membeli harga nonsubsidi perlu menjadi perhatian pembuat kebijakan. Semula saya berpikir orang yang saya temui di jalur nonsubsidi adalah rakyat yang kaya dengan pendapatan tinggi. Kalau tidak demikian, mungkin ia orang yang taat beribadah dan tahu persis bahwa subsidi BBM itu bukan haknya. Pikiran saya menerawang pada iklan-iklan yang dikeluarkan Kementerian ESDM yang menjelaskan siapa yang berhak mengonsumsi BBM bersubsidi.

Ternyata tidak. Orang yang saya temui ini mengatakan pertimbangannya logis saja. Pertama, ia tahu BBM murah identik dengan perawatan mesin yang mahal. Kedua,BBM murah membuat pengeluarannya boros, dan tarikan mesinnya terhambat. Ia mengaku dirinya bukanlah seorang yang religius, bukan penonton setia acara televisi, dan bukan pendukung partai yang berkuasa.

Sebagai warga negara, saya tentu maklum dengan kondisi birokrasi, ketentuan perundang- undangan yang carut marut, koordinasi yang amburadul, situasi politik yang membingungkan dan infrastruktur yang buruk menyulitkan kita untuk mendapatkan BBM murah. Namun membiarkan rakyat hidup dalam logika yang tidak cerdas, bukanlah pilihan yang harus diambil baik oleh partai yang berkuasa, pemerintah, ilmuwan, pengamat politik, atau bahkan oleh oposisi sekalipun.

Bangsa ini perlu mereposisi dari cara memimpin bodoh-bodohan kepada cara cerdas yang berpikir jauh ke depan dan berorientasi pada kepentingan jangka panjang, yaitu energy security. Tanpa ketersediaan energi, bangsa ini tak akan pernah maju.

RHENALD KASALI
Founder Rumah Perubahan

 

About muhsin budiono

Karyawan, Followership Practitioner dan Penulis Buku. Mengenyam pendidikan di Institut Teknologi Sepuluh Nopember jurusan Marine Engineering (Lulus tahun 2006) dan Narotama University studi Management (Lulus tahun 2014). Followership Practitioner pertama di Indonesia [Certified by Ira Chaleff, Belgium-2017]. Anggota ILA (International Leadership Association). Pemegang Rekor MURI (Museum Rekor Dunia-Indonesia). Disaat banyak orang Indonesia memuji dan mendalami Leadership, muhsin memilih jatuh hati pada Followership sejak 2007 yang lalu. Di tahun 2013 muhsin menulis buku tentang belajar Followership ala Indonesia berjudul "The Jongos Ways" (TJW) yang fenomenal dan menggugah ribuan pekerja di Indonesia. Berbekal buku TJW muhsin semakin getol membumikan Followership ke seluruh penjuru nusantara secara cuma-cuma/tanpa memungut biaya melalui kegiatan-kegiatan seminar, bedah buku, pembuatan video animasi hingga konsultasi gratis. Hal itu dilakukan sebab menurutnya Indonesia sudah “terlambat” lebih dari 23 tahun dalam mengembangkan Followership. Atas upayanya tersebut pada akhir tahun 2014 muhsin mendapat undangan dari International Leadership Association untuk menghadiri International Followership Symposium di Amerika sebagai satu-satunya wakil dari Indonesia. Disana ia intens berdiskusi dengan beberapa pakar followership dunia dan dinisbatkan sebagai pemerhati followership pertama dari Indonesia. Di tahun 2016 Muhsin juga mendapat kehormatan untuk berbicara tentang Followership dihadapan ratusan praktisi Human Resources di Indonesia dalam forum nasional the 8th Indonesia Human Resources Summit (IHRS). Sementara ini muhsin berkarya di Perusahaan Migas Nasional kebanggaan Indonesia: PT Pertamina (Persero) dan sedang mengumpulkan serta menyusun kerikil demi kerikil untuk dijadikan batu lompatan dalam meraih cita-cita sebagai International Islamic Followership Trainer di tahun 2023 mendatang. Muhsin juga memiliki keinginan kuat untuk resign bekerja agar bisa kuliah/belajar lagi di Saudi Arabia guna mendalami teori Islamic Followership yang sedang dikembangkannya.

Discussion

No comments yet.

Your Comment Please . . .

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

Road to International Islamic Followership Trainer

18 June 2023
82 days to go.

Buku Karya Pertama

JTIG : Jadi Trainer itu Gampang

Jadi Trainer Itu Gampang : Panduan Praktis untuk Memulai Menjadi Trainer dan Pemandu Pelatihan di Usia Muda. (LMT Trustco - Jakarta)

Buku Karya Kedua

The Jongos Ways : Pekerja Tangguh yang Bahagia dan Penuh Manfaat itu Anda (Penerbit : Elex Media Komputindo)

Buku Karya Ketiga

Berani Berjuang: Realita Cinta, Pertamina dan Bangsa Indonesia (A tribute to Mr. Ugan Gandar). Elex Media Komputindo

Buku Karya Keempat

Memorable Book Banjir Bandang Kota Bima - NTB tanggal 21 & 23 Desember 2016 (Elex Media Komputindo)

Follow me

Error: Please make sure the Twitter account is public.

Follow me on Twitter

%d bloggers like this: