Lagi asyik-asyiknya blog walking saya “nemu” berita ini : Jongoszers yang baik hati berbagi rejeki dengan 10 keluarga miskin. Siapa sangka, berkat inisiatifnya tersebut ia diganjar penghargaan oleh atasannya langsung. Nama Jongoszers kita ini adalah Bapak Benyamin Balok. Mirip nama almarhum artis Ibu Kota tempoe doloe yang terkenal dengan sebutan “Bang Ben” alias Benyamin Sueb. He..he.
This article is not written by myself. It is a translation of an article titled “Paspor”, written by Rhenald Kasali, first published in the newspaper “Jawa Pos” on 8th of August 2011. Rhenald Kasali is an Indonesian academic and business practitioner and a professor (Guru Besar) of Management Science at the Faculty of Economics, Universitas Indonesia (UI). Hopefully this article could inspire myself and other people to open their eyes and see more of the world!
source : click here
Passport
Whenever I am lecturing, I always start by asking my students, how many of them have already owned a passport. Not surprisingly, only around 5% of them would raise their hand. However, when asked whether they have flown on a plane before, many more students would say yes. Almost 90% of my students have seen a cloud from the top, yet, most of our young people are only local traveler.
Therefore, instead of giving written assignments and papers like other lecturers, in my classes I begin by asking my students to complete the required paperwork and get a passport. Every student must have this ticket to the globalised world.
Mengenal Omjay : Guru Tangguh Berhati Cahaya.
Ada artikel menarik di Guraru.com buat kita yang gemar menulis maupun yang memang berprofesi sebagai penulis. Guraru merupakan kependekan Guru Era Baru, sebuah situs hasil inisiatif Acer Group Indonesia untuk meningkatkan IT-literacy atau melek TI pada para guru dimanapun mereka berada. Banyak guru-guru se-Indonesia yang bersilaturahim di forum ini. Disini saya tidak bermaksud mengulas isi dari artikel tersebut, sebab bisa Anda baca sendiri disini. Saya tertarik untuk mengulas penulisnya yang juga seorang guru dan penulis buku yang produktif berkarya. Nama beliau adalah Wijaya Kusumah. Tapi lebih senang kalau disapa dengan panggilan yang lebih “gaul dan keren” : Omjay. Dalam beberapa kali komunikasi secara pribadi (meski cuma via email dan SMS) saya lebih memilih kata “Ustadz Omjay” untuk menyapa Beliau. Kenapa harus “Ustadz Omjay”?. Sebab Beliau bukan guru sembarang guru, melainkan Guru tangguh berhati cahaya.
Kawan-kawan semua,
Hari ini saya mendapati berita tentang rokok yang cukup menarik untuk diikuti perkembangannya. Adalah Selandia Baru yang berencana akan mengemas semua produk tembakau dalam bungkus polos. Menteri Kesehatan disana mengatakan kalau kemasan polos akan membuat risiko kesehatan terkait rokok lebih jelas. Saya jadi teringat pemerintah Australia yang tahun 2012 lalu mengambil langkah jitu untuk untuk memperbaiki kesehatan publik dengan membuat aturan keras atas tampilan desain bungkus rokok juga. Kemasan diganti dengan tampilan suram, sama, dengan warna coklat atau hijau, disertai dengan gambar anti-rokok yang mengerikan dan pesan akan bahaya rokok. Entah ide siapa yang lebih manjur, yang jelas Pemerintah Selandia Baru juga Australia benar-benar peduli akan kesehatan masyarakatnya. Ah, semoga pemerintah negara kita segera menyusul. Selamat membaca, berikut beritanya :
Jumat, 15 Februari kemarin, sejumlah meteor melintas, meledak, dan jatuh di Kota Chelyabinsk, di Pegunungan Ural, sekitar 1500 kilometer sebelah timur Ibu Kota Moskow, Rusia. Kabarnya 1200 orang terluka akibat kejadian itu. Turut berduka sedalam-dalamnya dan semoga mereka yang menjadi korban bisa segera sembuh dan beraktifitas normal kembali. Saya sedikit bersyukur sebab meteor tersebut tidak jatuh di Indonesia, karena peristiwa jatuhnya meteor tergolong berita yang sangat baik untuk “mengalihkan” isu dan perhatian masyarakat akan berbagai kasus/berita hangat yang sedang terjadi saat ini. Kejanggalan sidang lakalantas anak menteri, korban ganti rugi Lapindo, dualisme kepemimpinan Presiden, kartel pangan, kisruh PSSI, sapi impor, dan kisruh-kisruh lainnya akan tenggelam begitu saja kalau sampai terjadi kawanan meteor jatuh di Indonesia. Continue reading
“Sukses memiliki satu formula sederhana : Kerjakan dengan sebaik-baiknya, dan orang lain mungkin menyukainya. (Sam Ewing)”
Bayangkan Anda sedang mengikuti lomba lari tingkat nasional atau barangkali lomba makan krupuk tingkat RT dilingkungan Anda tinggal. Dalam lomba tersebut tekad yang muncul adalah bagaimana bisa lebih cepat mencapai garis finish atau lebih rakus melahap sebuah krupuk berlumur kecap dibanding dengan peserta lain yang mengikuti perlombaan. Dalam perlombaan, semangat yang ada adalah bagaimana Anda bisa lebih cepat, lebih lahap, lebih tepat, lebih teliti, dsb. Sebut saja lomba lari, lomba renang, lomba balap sepeda, lomba panjat dinding, lomba memancing, dsb. Jadi untuk suatu perlombaan kata kuncinya adalah : Pencapaian prestasi tertinggi, tercepat dan terbaik.
Masih segar dalam ingatan saya ketika 10 bulan yang lalu membaca artikel tulisan Hazairin Sitepu (CEO Radar Bogor Group berjudul “Dua Jam Bersama Pak Dahlan Iskan” yang di dalamnya terdapat sindiran terhadap Dirut Pertamina (Bu Karen) yang terlambat menghadiri janji ketemuan dengan Pak Dahlan Iskan. Pak DIS (sapaan akrab Pak Dahlan) akhirnya membatalkan pertemuan dengan Bu Karen sebab setengah jam berikutnya Beliau memiliki agenda lain yang harus dipenuhi, yakni bertemu dengan Menteri ESDM.
“Wah, barangkali ini termasuk pencitraan negatif terhadap nama baik CEO Pertamina”, gumam saya dalam hati. Meskipun saya sangat yakin kalau Hazairin sama sekali tidak bermaksud demikian, tapi ranah intelektualitas orang awam agaknya sulit untuk memandang dengan jernih tulisan tersebut. Ya, itu cerita di tahun 2011; di tahun 2012 ini -tepatnya 24 Januari 2014- saya membaca artikel yang masih berhubungan dengan Pak DIS (sebab penulis artikel tersebut ya memang Pak DIS sendiri) berjudul Pergantian Direksi yang Sangat Bising. Dalam artikel yang bertema sentral Manufacturing hope ini Pak DIS menulis tentang riuhnya suasana penggantian direksi di perusahaan BUMN. Ternyata menjelang pergantian direksi muncul banyak manuver politik dan kasak-kusuk untuk mengangkat maupun menjatuhkan pamor calon yang diunggulkan. Sungguh, Anda harus membaca tulisan Pak DIS tersebut.
Akhir bulan april 2011 ini saya mengambil cuti kerja lumayan lama : 6 hari. Ya, enam hari. Rasanya nikmat sekali -meski sempat dongkol sebab seakan-akan jarum jam berjalan lebih cepat dari biasanya.
You must be logged in to post a comment.