Kawan-kawan semua,
Ini cerita tentang kegalauan hati saya. Beberapa hari yang lalu saya membeli hand phone (HP) baru untuk menggantikan HP sebelumnya yang bermasalah. Ini adalah HP low end dengan harga yang sangat terjangkau namun berfitur cukup memukau. Orang bilang “Fitur bintang lima harga kaki lima”. Harganya kira-kira setara dengan 70 bungkus nasi goreng di bakul gerobak pinggir jalan. Edan, masak HP dibandingin nasi goreng. Yah, maklumlah, itu pembanding yang tiba-tiba terlintas dipikiran saya saat menulis artikel ini. Tapi, apapun pendapat Anda saya haqqul yakin kalau Anda belum pernah membeli nasi goreng sebanyak itu dalam sehari pada satu orang penjual.
Kembali ke HP baru yang fitur “kaki lima” tadi. Disitu tersematkan fitur yang cukup mumpuni : kamera, radio FM, music & video player, Bluetooth, slot microSD, TFT Touchscreen, video Recording, Quad Band, accelerometer sensor, Push SMS/MMS/Email/Instant Messaging, GPRS, EDGE, 3.5mm Audio Jack, Java, loud Speaker, SOS Messages, dan banyak lagi. Dari sekian banyak fitur yang ada saya terperangah ketika menemukan ada fitur yang asing belum pernah saya temui : Fake Call. Kalau diartikan secara harfiah maka artinya ‘Panggilan palsu’. Disetujui atau tidak, kata ‘palsu’ adalah suatu kata yang dibenci oleh jamak orang dimuka bumi ini sebab memiliki konotasi negatif dan beraroma kebohongan. Apapun kata yang kita sematkan setelah kata ini biasanya memiliki aura yang tidak enak. Simak saja bagaimana orang membenci cinta palsu, kepribadian palsu, uang palsu, lamaran palsu, ijazah palsu, rekening palsu, dokumen palsu, obat palsu, profesi palsu, janji palsu, alamat palsu, dan lain sebagainya yang berbau palsu.
Fake call adalah fitur yang dapat membuat nada panggil seakan-akan kita menerima sebuah panggilan yang harus dijawab. Well, katanya ini akan bermanfaat sekali apabila Anda terjebak dalam sebuah meeting atau pembicaraan yang membosankan dan ingin keluar untuk beberapa saat. “Maaf saya terima telpon dulu”, itu kalimat palsu yang bisa Anda gunakan sambil pamit keluar ruangan bila menggunakan fitur ini.
Buat Anda yang di HP-nya belum mendukung fitur ini, ada pilihan untuk mendownload gratis software Fake Calling application dari internet. Dari hasil googling setidaknya saya menemukan ada 2 software yang menggoda untuk dicoba : Mars Technology Fake Call Pro V1.01 dan Dr. Jukka’s Fake Call v1.12.0.
Lantas, apakah fitur fake call ini adalah sesuatu yang baik atau buruk?. Setidaknya ada yang menarik kalau kita cermati lebih lanjut. Saya mencatat ada beberapa hal buruk yang bisa diakibatkan oleh fitur fake call, yakni :
1. Memudahkan kita untuk berbohong
Sekarang untuk bisa berdusta tidak hanya diperlukan dorongan hati yang busuk dan rayuan setan gundul, tapi kita akan dibantu oleh teknologi. Sekilas memang canggih dan sangat membantu, namun ini tidak benar. Berbohong itu tidaklah enak dan orang yang terkena tipuan kita juga tidak nyaman kalau mengetahuinya. Sekali Anda berbohong maka dibutuhkan kebohongan-kebohongan lain lagi yang harus diciptakan untuk menutupi kebohongan sebelumnya.
2. Menutup kesempatan untuk mengasah komunikasi
Anggaplah Anda terjebak dalam sebuah meeting, pembicaraan membosankan atau ceramah mertua yang cerewet dan ingin keluar untuk beberapa saat, fitur fake call bukanlah solusi tunggal. Anda tahu, disaat berada dalam situasi tidak menyenangkan itulah muncul kesempatan Anda untuk mengasah kemampuan berkomunikasi dan keberanian diri dalam mengungkapkan kebutuhan ‘menghindari’ situasi yang tidak Anda inginkan untuk menjernihkan pikiran. Ada orang bijak yang mengatakan kalau induk segala masalah atau gesekan personal yang terjadi di dunia ini sebenarnya diakibatkan oleh komunikasi yang buruk. Barangkali memang demikian adanya. Di jaman yang maju ini pembicaraan dengan hangat melalui tatap muka, sentuhan tangan, mimik muka sampai dengan aroma tubuh seringkali tergantikan oleh komunikasi digital seperti SMS, BBM, email, fax, nota kecil, dsb.
3. Mematikan kreatifitas & kemampuan mengontrol emosi
Ketika Anda terjebak dalam pembicaraan yang membosankan atau meeting yang membuat pikiran pening maka dengan mudah sudah tersedia jalan keluar dalam genggaman : Fake Call. Otak tidak akan diperas secara maksimal untuk menghadirkan opsi-opsi kreatif yang membuat Anda bisa bertahan atau keluar dari kondisi tersebut. Ini juga berpengaruh dalam manajemen emosi Anda.
4. Meremehkan orang lain dan mempertaruhkan reputasi Anda
Bayangkan bila rekan kerja, sahabat, teman, atasan dan keluarga Anda mengetahui kalau ia telah menjadi ‘korban’ tipu daya fake call yang Anda luncurkan. Situasinya akan berada diluar kendali dan bisa jadi ‘korban’ Anda lantas tidak lagi mempercayai kredibilitas Anda. Parahnya kalau di satu kesempatan Anda benar-benar harus menerima panggilan penting ditengah pembicaraan maka mereka pikir Anda tengah mempraktekkan fake call.
Well, empat poin kerugian yang tertulis diatas saya pikir sudah cukup melegakan hasrat saya untuk menulis pada hari ini. Kalau Anda ingin menambahkan poin lainnya lagi silahkan saja mengomentarinya. Terlepas dari Anda sepakat atau tidak tampaknya diluar sana banyak orang yang menikmati fitur fake call pada telepon genggamnya. Bagaimana dengan Anda?
muhsin budiono
Discussion
No comments yet.