Ini adalah sebuah kisah menyentuh. Bagi Anda yang mudah sekali terharu disarankan agar jangan menyiapkan sapu tangan atau tissue untuk persiapan menyeka air mata.
Dan cerita inipun dimulai,
Suatu pagi yang cerah seorang anak kecil bernama Syamil melihat seekor anak kucing yang sedang tidur di trotoar di seberang jalan. Entah bagaimana awalnya tiba-tiba Syamil memutuskan menyeberangi jalan yang cukup ramai tersebut untuk menghampirinya.
Setelah tiba di seberang jalan dengan selamat, Syamil segera mendekati kucing itu, kemudian menyentuh kepalanya. Setelah menyentuh maka Syamil memperhatikan kucing itu lagi, melihatnya lagi, kemudian menyentuhnya lagi, dan begitulah seterusnya.
Hingga puluhan kali menyentuh akhirnya Syamil memutuskan untuk membawa pulang kucing tersebut kerumahnya. Sesampai dirumah Syamil lalu menyentuh kucing itu lagi dan meletakannya didepan pintu.
Syamil lalu masuk kedalam rumah dan menutup pintu. Tak lama berselang ia membuka pintu untuk menghampiri kucing tersebut dan menyentuhnya lagi. Lalu masuk kedalam rumah, keluar lagi dan menyentuhnya kembali. Masuk rumah, keluar lagi dan menyentuhnya kembali, dan begitulah seterusnya.
Benar-benar cerita yang “menyentuh”.
muhsin budiono
Like this:
Like Loading...
Related
About muhsin budiono
Karyawan, Followership Practitioner dan Penulis Buku.
Mengenyam pendidikan di Institut Teknologi Sepuluh Nopember jurusan Marine Engineering (Lulus tahun 2006) dan Narotama University studi Management (Lulus tahun 2014).
Followership Practitioner pertama di Indonesia [Certified by Ira Chaleff, Belgium-2017].
Anggota ILA (International Leadership Association).
Pemegang Rekor MURI (Museum Rekor Dunia-Indonesia).
Disaat banyak orang Indonesia memuji dan mendalami Leadership, muhsin memilih jatuh hati pada Followership sejak 2007 yang lalu. Di tahun 2013 muhsin menulis buku tentang belajar Followership ala Indonesia berjudul "The Jongos Ways" (TJW) yang fenomenal dan menggugah ribuan pekerja di Indonesia. Berbekal buku TJW muhsin semakin getol membumikan Followership ke seluruh penjuru nusantara secara cuma-cuma/tanpa memungut biaya melalui kegiatan-kegiatan seminar, bedah buku, pembuatan video animasi hingga konsultasi gratis. Hal itu dilakukan sebab menurutnya Indonesia sudah “terlambat” lebih dari 23 tahun dalam mengembangkan Followership.
Atas upayanya tersebut pada akhir tahun 2014 muhsin mendapat undangan dari International Leadership Association untuk menghadiri International Followership Symposium di Amerika sebagai satu-satunya wakil dari Indonesia. Disana ia intens berdiskusi dengan beberapa pakar followership dunia dan dinisbatkan sebagai pemerhati followership pertama dari Indonesia. Di tahun 2016 Muhsin juga mendapat kehormatan untuk berbicara tentang Followership dihadapan ratusan praktisi Human Resources di Indonesia dalam forum nasional the 8th Indonesia Human Resources Summit (IHRS).
Sementara ini muhsin berkarya di Perusahaan Migas Nasional kebanggaan Indonesia: PT Pertamina (Persero) dan sedang mengumpulkan serta menyusun kerikil demi kerikil untuk dijadikan batu lompatan dalam meraih cita-cita sebagai International Islamic Followership Trainer di tahun 2023 mendatang.
Muhsin juga memiliki keinginan kuat untuk resign bekerja agar bisa kuliah/belajar lagi di Saudi Arabia guna mendalami teori Islamic Followership yang sedang dikembangkannya.
Discussion
No comments yet.