Dalam sebuah kunjungan ke suatu daerah miskin seorang Presiden bertanya kepada seorang Ibu tua penjual kue.
“Sudah berapa lama jualan kue, Bu?”, tanya Presiden,
“Sudah hampir 30 tahun, Pak”, jawab Ibu penjual kue.
“Terus anak ibu mana? Kenapa tidak ada yang bantu?”, tanya presiden lagi.
“Anak saya ada empat, yang pertama di KPK, kedua di Polda, anak ketiga di Kejaksaan, dan yang keempat di DPR. Jadi mereka sibuk sekali, Pak.”, jawab sang ibu penjual kue itu.
Bapak Presiden kemudian menggeleng-gelengkan kepala karena kagum. Lalu, berbicara kesemua hadirin yang menyertai beliau,
“
Meskipun hanya jualan kue, ibu ini bisa menjadikan anaknya sukses dan jujur tidak korupsi. Karena kalau mereka korupsi, pasti kehidupan Ibu ini sudah sejahtera dan tinggal di rumah mewah,” jelas Presiden.
Lalu sang presiden bertanya lagi kepada penjual kue tadi. “Apa jabatan anak Ibu di Polda, KPK, Kejaksaan, dan DPR?”
“Sama Pak. Jualan kue juga,” jawab penjual kue tadi kalem.
Like this:
Like Loading...
Related
About muhsin budiono
Karyawan, Followership Practitioner dan Penulis Buku.
Mengenyam pendidikan di Institut Teknologi Sepuluh Nopember jurusan Marine Engineering (Lulus tahun 2006) dan Narotama University studi Management (Lulus tahun 2014).
Followership Practitioner pertama di Indonesia [Certified by Ira Chaleff, Belgium-2017].
Anggota ILA (International Leadership Association).
Pemegang Rekor MURI (Museum Rekor Dunia-Indonesia).
Disaat banyak orang Indonesia memuji dan mendalami Leadership, muhsin memilih jatuh hati pada Followership sejak 2007 yang lalu. Di tahun 2013 muhsin menulis buku tentang belajar Followership ala Indonesia berjudul "The Jongos Ways" (TJW) yang fenomenal dan menggugah ribuan pekerja di Indonesia. Berbekal buku TJW muhsin semakin getol membumikan Followership ke seluruh penjuru nusantara secara cuma-cuma/tanpa memungut biaya melalui kegiatan-kegiatan seminar, bedah buku, pembuatan video animasi hingga konsultasi gratis. Hal itu dilakukan sebab menurutnya Indonesia sudah “terlambat” lebih dari 23 tahun dalam mengembangkan Followership.
Atas upayanya tersebut pada akhir tahun 2014 muhsin mendapat undangan dari International Leadership Association untuk menghadiri International Followership Symposium di Amerika sebagai satu-satunya wakil dari Indonesia. Disana ia intens berdiskusi dengan beberapa pakar followership dunia dan dinisbatkan sebagai pemerhati followership pertama dari Indonesia. Di tahun 2016 Muhsin juga mendapat kehormatan untuk berbicara tentang Followership dihadapan ratusan praktisi Human Resources di Indonesia dalam forum nasional the 8th Indonesia Human Resources Summit (IHRS).
Sementara ini muhsin berkarya di Perusahaan Migas Nasional kebanggaan Indonesia: PT Pertamina (Persero) dan sedang mengumpulkan serta menyusun kerikil demi kerikil untuk dijadikan batu lompatan dalam meraih cita-cita sebagai International Islamic Followership Trainer di tahun 2023 mendatang.
Muhsin juga memiliki keinginan kuat untuk resign bekerja agar bisa kuliah/belajar lagi di Saudi Arabia guna mendalami teori Islamic Followership yang sedang dikembangkannya.
Discussion
No comments yet.