Hari Besar Idul Fitri, yang banyak dinanti kaum Muslim sebagai hari kemenangan, menang dalam Arti menahan Nafsu, Menahan Diri dalam tempaan selama ramadhan, hingga akhirnya saat hari itu tiba, Kaum muslim merayakan tradisi untuk bermaaf-maafan, dan sebagian orang di Indonesa terbiasa dengan mengucap Minal ‘Aidin wal Faizin, yang diiringi dengan tambahan kalimat Mohon Maaf Lahir dan Bathin.
Sebelumnya mari kita lihat Arti sebenarnya dari Minal ‘aidin wal faizin, yang terdiri dari Huruf Hijaiyah seperti berikut:
Mim-nun-alif-lam-‘ain-alif-hamyah-dal-ya-nun-wawu-aliflam-fa-alif-hamyah-ya-za-ya-nun.
Sehingga jika ditranselerasikan kedalam Bahasa Indonesia Menjadi:
1. Min, Yang memiliki arti “termasuk”.
2. Al-aidin, Artinya”orang-orang yang kembali”
3. Wal, Artinya “dan”
4. Al-faizin, Artinya “ menang”.
Jika dimaknai secara harfiah dari Minal ‘Aidin wal Faizin dalam bahasa indonesia, menjadi:
“Termasuk dari orang-orang yang kembali sebagai orang yang menang”.
dan bukan berarti Mohon maaf Lahir dan Bathin, melainkan ditambahkannya kalimat tersebut untuk menyertai bahasa Arab Minal ‘Aidin Wal faizin.
Continue reading
Islam adalah agama yang ilmiah. Setiap amalan, keyakinan, atau ajaran yang disandarkan kepada Islam harus memiliki dasar dari Al Qur’an dan Hadits Nabi shallallahu’alaihi wa sallam yang otentik. Dengan ini, Islam tidak memberi celah kepada orang-orang yang beritikad buruk untuk menyusupkan pemikiran-pemikiran atau ajaran lain ke dalam ajaran Islam.
Karena pentingnya hal ini, tidak heran apabila Abdullah bin Mubarak rahimahullah mengatakan perkataan yang terkenal:
الإسناد من الدين، ولولا الإسناد؛ لقال من شاء ما شاء
“Sanad adalah bagian dari agama. Jika tidak ada sanad, maka orang akan berkata semaunya.” (Lihat dalam Muqaddimah Shahih Muslim, Juz I, halaman 12)
Dengan adanya sanad, suatu perkataan tentang ajaran Islam dapat ditelusuri asal-muasalnya. Oleh karena itu, penting sekali bagi umat muslim untuk memilah hadits-hadits, antara yang shahih dan yang dhaif, agar diketahui amalan mana yang seharusnya diamalkan karena memang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam serta amalan mana yang tidak perlu dihiraukan karena tidak pernah diajarkan oleh beliau.
Berkaitan dengan bulan Ramadhan yang penuh berkah ini, berikut disampaikan beberapa hadits lemah dan palsu mengenai puasa yang banyak tersebar di masyarakat. Untuk memudahkan pembaca, kami tidak menjelaskan sisi kelemahan hadits, namun hanya akan menyebutkan kesimpulan para pakar hadits yang menelitinya. Pembaca yang ingin menelusuri sisi kelemahan hadits, dapat merujuk pada kitab para ulama yang bersangkutan.
“Sukses memiliki satu formula sederhana : Kerjakan dengan sebaik-baiknya, dan orang lain mungkin menyukainya. (Sam Ewing)”
Bayangkan Anda sedang mengikuti lomba lari tingkat nasional atau barangkali lomba makan krupuk tingkat RT dilingkungan Anda tinggal. Dalam lomba tersebut tekad yang muncul adalah bagaimana bisa lebih cepat mencapai garis finish atau lebih rakus melahap sebuah krupuk berlumur kecap dibanding dengan peserta lain yang mengikuti perlombaan. Dalam perlombaan, semangat yang ada adalah bagaimana Anda bisa lebih cepat, lebih lahap, lebih tepat, lebih teliti, dsb. Sebut saja lomba lari, lomba renang, lomba balap sepeda, lomba panjat dinding, lomba memancing, dsb. Jadi untuk suatu perlombaan kata kuncinya adalah : Pencapaian prestasi tertinggi, tercepat dan terbaik.
You must be logged in to post a comment.