“Mas Muhsin nama anaknya siapa?”
“Saya ndak punya anak, Dek”.
“Lha, itu yang kemarin digendong pas sholat tarawih anaknya sapa?”
“Oh, itu anaknya istri saya. Kan yang melahirkan istri, bukan saya. He..he”.
“Yah, bisa aja Mas ini. Kalau anak saya sudah dua, Mas. Yang kecil namanya si “*!}[^%$#>”, dan yang satunya lagi namanya..bla..bla..bla..bla.
“Wah, namanya kok susah disebutnya”
“Iya Mas, agak susah dikit, tapi keren kan Mas. Se-Sidoarjo ndak ada yang ngembari“.
Itu percakapan saya dengan adek kelas satu SMA yang sudah lama tidak bertemu. Maklum, ia bekerja di luar pulau dan keluarganya pun diboyong pula kesana, walhasil jadi jarang pulang ke Sidoarjo. Sekalinya kami bertemu sewaktu sholat ied di lapangan kemarin lusa.
Perbincangan tentang nama anak diatas sepintas terlihat sepele, padahal kenyataannya tidak. Terus terang saya trenyuh ketika kata “keren” dan “tidak umum” dijadikan alasan untuk pemilihan nama anak. Ada orang yang menamakan anaknya dengan nama “Rekli Pitunov”. Kedengarannya memang keren sebab mirip nama orang Rusia, padahal itu cuma singkatan “Rebo Kliwon Pitu November”.
Sebagian dari kita barangkali berdalih dengan ungkapan Shakespeare yang menyatakan “Apalah artinya sebuah nama”. Weleh, nama itu penting Bung. Bahkan penting banget. Bagi orangtua memberi nama anaknya dengan nama yang baik itu adalah sebuah kewajiban.
Sebagaimana Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam telah memberi perhatian yang sangat besar terhadap masalah nama. Kapan saja beliau menjumpai nama yang tidak menarik (tidak patut) dan tak berarti, maka beliau mengubahnya dan memilih beberapa nama yang pantas. Beliau mengubah macam-macam nama laki-laki dan perempuan. Seperti dalam hadits yang disampaikan oleh Aisyah ra, bahwa Rasulullah saw biasa merubah nama-nama yang tidak baik. (HR. Tirmidzi)
Beliau sangat menyukai nama yang bagus. Bila memasuki kota yang baru, beliau menanyakan namanya. Bila nama kota itu buruk, digantinya dengan yang lebih baik. Beliau tidak membiarkan nama yang tak pantas dari sesuatu, seseorang, sebuah kota atau suatu daerah. Seseorang yang semula bernama Ashiyah (yang suka bermaksiat) diganti dengan Jamilah (cantik), Harb diganti dengan Salman (damai), Syi’bul Dhalalah (kelompok sesat) diganti dengan Syi’bul Huda (kelompok yang benar) dan Banu Mughawiyah (keturunan yang menipu) diganti dengan Banu Rusydi (keturunan yang mendapat petunjuk) dan sebagainya (HR. Abu Dawud dan ahli hadits lainAn-Nawawi, Al Azkar: 258)
Berkenaan dengan nama-nama yang bagus untuk anak, Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya kamu sekalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama-nama kamu sekalian, maka perbaguslah nama kalian.” (HR.Abu Dawud).
Jadi memberi nama anak dengan nama yang baik itu dalam agama ada tuntunannya. Tidak pantas kalau sebagai muslim kita memberikan nama anak hanya karena nama tersebut enak dilafalkan dan indah didengar, serta jarang ada yang “ngembari”. Berikut ini saya nukilkan beberapa kaidah untuk memberi nama anak/bayi yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah.
Nama-Nama yang Disunnahkan untuk Diberikan kepada Bayi :
#Nama Abdullah dan Abdurrahman. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan Muslim dalam Kitab Shahihnya dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu dari Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
إِنَّ أَحَبَّ أَسمَائِكُمْ إِلَى اللَّهِ عَبدُاللَّهِ وَ عَبدُ الرَّحْمَنِ
“Sesungguhnya nama yang paling dicintai Allah adalah Abdullah dan Abdurrahman.”(HR. Muslim no. 2132)
Karena nama tersebut adalah nama terbaik, sampai-sampai di kalangan para sahabat terdapat sekitar 300 orang yang bernama Abdullah.
# Nama yang menunjukkan penghambaan diri terhadap salah satu dari nama-nama Allah ‘Azza wa Jalla, seperti Abdul Malik, Abdul Bashiir, Abdul ‘Aziz dan lain-lain.Namun perlu diketahui di sini bahwa hadits, “Sebaik-baik nama adalah yang dimulai dengan kata “Abd (hamba)” dan yang bermakna dipuji” bukanlah hadits shahih bahkan tidak diketahui darimana asal-usulnya sebagaimana dijelaskan oleh para ulama.
# Bernama dengan nama para Nabi dan Rasul. Mereka adalah orang-orang yang memiliki akhlak yang paling mulia dan memiliki amalan yang paling bersih. Diharapkan dengan memberi nama seorang anak dengan nama nabi ataupun rasul dapat mengenang mereka juga karakter dan perjuangan mereka. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri juga pernah menamakan anaknya dengan nama Ibrahim, nama ini juga beliau berikan kepada anak sulung Abu Musa radhiallahu ‘anhu dan beliau juga menamakan anak Abdullah bin Salaam dengan nama Yusuf. Adapun hadits tentang keutamaan orang yang bernama Ahmad atau Muhammad tidak ada yang shahih. Ibnu Bukair al-Baghdadi menyusun sebuah kitab tentang keutamaan orang yang bernama Ahmad atau Muhammad, dan pada kitab tersebut beliau menyertakan 26 hadits yang tidak shahih. Wallahu a’lam.
#Memberi nama dengan nama orang-orang shalih di kalangan kaum muslimin terutama nama para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalam sebuah hadits shahih dari al-Mughirah bin Syu’bah radhiallahu ‘anhu dari nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Mereka dahulu suka memakai nama para nabi dan orang-orang shalih yang hidup sebelum mereka.” (HR. Muslim no. 2135)
#Memilih nama yang mengandung sifat yang sesuai orangnya (namun dengan syarat nama tersebut tidak mengandung pujian untuk diri sendiri, tidak mengandung makna yang buruk atau mengandung makna celaan), seperti Harits (orang yang berusaha) dan Hammam (orang yang berkeinginan kuat). Diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan sanad yang dha’if dari Abu Wahb al-Jusyami bahwasannya nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pakailah nama para nabi, nama yang paling dicintai Allah adalah Abdullah dan Abdurrahman, yang paling benar adalah nama Harits dan Hammam dan yang paling jelek nama Harb dan Murrah.” (HR. Abu Daud dan An Nasai. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan lighoirihi sebagaimana disebutkan dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 1977)
Sumber : klik disini
Discussion
No comments yet.