Road to 2023
Nulis Lepas

Pertamina yang Harus Lebih Merdeka


English: Pertamina Logo, corporate design guid...

English: Pertamina Logo, corporate design guidelines designed by Landor.

Pertamina masuk Fortune 500Kawan-kawan semua,

Ini tulisan dari Abah kita : Dahlan Iskan. Karena menyangkut nama besar plus nama baik Pertamina maka wajib hukumnya saya posting dalam blog. Dari judulnya saja barangkali Pak DIS (panggilan akrab Abah Dahlan) ingin mengaitkan dengan semangat peringatan kemerdekaan tanah air kita di tanggal 17 Agustus kemarin.

Alhamdulilah Pertamina berhasil tercatat, eh dicatat dalam deretan Fortune 500. Tentunya ini merupakan hal yang membanggakan sebab Pertamina menjadi BUMN pertama sepanjang sejarah yang masuk daftar tersebut. Fortune Global 500 merupakan urutan 500 perusahaan top dunia yang diukur berdasarkan pendapatan tahunan perusahaan. Data ini dikeluarkan oleh majalah ternama asal Amerika Serikat, Fortune.Untuk lebih serunya silahkan menyimak tulisan Pak DIS dibawah ini.

Selamat atas kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas semua insan Pertamina selama ini. We are on the right track. 

Tetap istiqomah,

muhsin budiono

 

Senin, 19 Agustus 2013
Manufacturing Hope 90

Ucapan selamat itu mula-mula saya ragukan. Karena itu saya tidak segera menanggapi. Masak sih Pertamina sudah berkembang sehebat itu? Sudah bisa masuk Fortune Global 500? Maka, SMS dari wartawan itu saya abaikan.

Tapi, kian sore SMS sejenis terus berdatangan. Kepada salah seorang yang saya kenal tidak biasa guyon, saya balas SMS itu: benarkah Pertamina masuk Fortune Global 500? Beritanya dari mana? Sumbernya tepercaya?

Ternyata datang balasan: berita itu bersumber dari konferensi pers resmi Fortune, majalah ekonomi perusahaan terkemuka Amerika Serikat. Jadi, berita itu bukan isapan jempol atau olok-olok.

Saya masih belum percaya. Saya hubungi Dirut Pertamina Karen Agustiawan untuk mengecek apakah dia juga sudah mendapat berita itu. Sama. Sudah. Dia juga cukup hati-hati. Dia melakukan check and recheck. Ternyata benar adanya.

Pertamina masuk Fortune 500 dahlan iskanMajalah ini sudah puluhan tahun, tiap tahun, melakukan pemilihan 500 perusahaan terbaik. Daftar itu diumumkan setahun sekali di majalah yang sangat prestisius itu. Sudah begitu legendarisnya daftar 500 perusahaan terbaik dunia versi majalah Fortune itu sehingga banyak CEO memiliki target untuk bisa masuk Fortune Global 500.

Saya pun demikian. Saya berharap di akhir masa jabatan saya sebagai menteri akan ada salah satu BUMN yang berhasil masuk Fortune Global 500. Cita-cita seperti itu bukan hanya saya yang memiliki. Satu kelompok ekonom Indonesia pernah merumuskan road map untuk kemajuan Indonesia di tahun 2020. Salah satu rumusannya adalah: pada 2020 diharapkan sudah ada lima perusahaan Indonesia yang masuk Fortune Global 500.

Bahwa Pertamina yang menjadi perusahaan pertama Indonesia yang berhasil masuk Fortune Global 500 awalnya tidak banyak diperhitungkan. Perkiraan awal dulu, swastalah yang pertama masuk kelompok itu. Misalnya dari Grup Salim, Prajogo Pangestu, Grup Astra, kelompok Gudang Garam, atau kelompok Djarum. BUMN dengan keterbatasannya di bidang pengembangan perusahaan tidak banyak diharap. Terutama di akhir-akhir masa Orde Baru.

Tapi, begitu dua tahun lalu laba Pertamina mencapai Rp 23 triliun dan 2012 naik menjadi Rp 25 triliun, laju BUMN ini tidak akan bisa dikejar swasta. Apalagi kalau harga elpiji boleh mengikuti harga pasar. Laba Pertamina tahun lalu bisa naik Rp 5 triliun menjadi Rp 30 triliun. Ini karena dari bisnis elpiji 12 kg saja, Pertamina rugi Rp 5 triliun.

Pertamina masuk Fortune 500 dahlan iskanMeski begitu, saya tidak menyangka bahwa tahun ini Pertamina sudah masuk Fortune Global 500. Secepat-cepatnya, saya perkirakan, baru tahun depan. Bahkan, nomor urutnya pun tidak terlalu diharap sebegitu tinggi: 122. Semula saya mengira di nomor 360, atau bahkan 420 pun oke. Yang penting sudah berhasil masuk Fortune Global 500. Tentu senang sekali Pertamina bisa di nomor urut 122. Hanya saja, beban psikologi dan beban kerja Pertamina menjadi lebih berat.

Terutama apakah iklim untuk Pertamina tetap bisa sebaik sekarang. Kedua, apakah Pertamina tidak dikejar perusahaan-perusahaan lain dari Amerika, Eropa, atau Tiongkok. Terutama setelah krisis di AS tidak lagi seburuk tahun lalu dan krisis di Eropa juga mulai menunjukkan tanda-tanda bisa diatasi.

Maka, tidak ada jalan lain bagi Pertamina, kecuali terus bekerja lebih keras. Juga harus terus meningkatkan integritas. Agar manajemen tidak banyak diganggu intervensi, berbagai kepentingan, dan korupsi.

Meningkatkan produksi minyak mentah dalam negeri tidak bisa ditawar. Jalannya memang lebih sulit, tapi bukan tidak bisa. Pertamina masih memiliki sekitar 5.000 sumur tua yang sudah tidak produktif. Siapa pun sepakat bahwa sumur tua itu masih bisa direvitalisasi.

Sambil mengerjakan sumur baru yang akan memakan waktu lebih lama, revitalisasi sumur-sumur tua akan bisa menghasilkan peningkatan produksi lebih cepat. Hasilnya memang tidak banyak, tapi kalau dikerjakan serentak di ribuan sumur, jumlah perkaliannya luar biasa juga. Pertamina sudah melangkah ke tiga arah itu: mencari sumur baru, merevitalisasi sumur-sumur tua, dan masuk ke sumur-sumur produktif yang ada secara business-to-business.

Langkah-langkah cepat itu juga memerlukan dukungan yang cepat pula dari SKK Migas yang dulu bernama BP Migas. Inilah yang membuat saya lenger-lenger ketika mendengar Kepala SKK Migas Prof Dr Ir Rudi Rubiandini ditangkap KPK. Saya sebagai menteri BUMN dan dia sebagai kepala SKK Migas sedang merumuskan penyederhanaan izin usaha migas.

Pertamina sungguh berharap penyederhanaan perizinan itu bisa dilakukan SKK Migas. Untunglah, jajaran di SKK Migas tetap komit pada penyederhanaan perizinan itu. Dengan atau tanpa Rudi Rubiandini.

Sebagai langkah pertama, empat lokasi sumur tua mulai direvitalisasi. Kali ini bekerja sama dengan perusahaan swasta dan asing. Setelah percaya diri bahwa sumur tua benar-benar bisa direvitalisasi, tim Pertamina sendiri harus mampu melaksanakan tanpa harus bekerja sama dengan pihak lain.

Saya percaya anak-anak muda Pertamina sanggup membuktikannya. Tim Brigade 300K Pertamina yang dibentuk untuk itu akan bisa mengerjakannya.

Misalnya saja Hermawandi. Dia menemukan teknologi baru yang sederhana untuk revitalisasi sumur tua. Dia namakan teknologi itu: X-Flow. SKK Migas sudah setuju Hermawandi mencobanya di 15 sumur tua di Siak, Riau. Sudah delapan bulan dilakukan.

PTM sumur tua

Hasilnya luar biasa. Sumur yang semula hanya menghasilkan 3 barel minyak mentah per hari bisa meningkat menjadi 60 barel per hari. Kini Hermawandi sudah lebih percaya diri. Dia ajukan lagi untuk bisa dicoba di 50 sumur tua. Izin sedang diajukan ke SKK Migas dan sudah dalam proses persetujuan.

Tapi, 50 dari 5.000 sumur tua masih terlalu sedikit. Pertamina harus mendorongnya lebih agresif. Kalau perlu memfasilitasi agar Hermawandi bisa memproduksi alat-alat X-Flow lebih banyak dan lebih cepat. Agar jangan hanya bisa memproduksi peralatan X-Flow 15 buah sebulan. Dengan perizinan yang juga lebih cepat dan masal.

Kalau 5.000-an sumur tua itu bisa direvitalisasi dengan cepat, dalam setahun kenaikan produksi minyak mentah akan bisa naik sampai 60.000 barel per hari. Satu jumlah yang sangat besar untuk ukuran Indonesia saat ini. Lalu bisa mengurangi impor minyak kita yang rakus akan devisa negara.

Saya percaya Pertamina bisa melakukan itu dengan cepat. Orang teknologi, orang lapangannya, dan orang operasinya tidak boleh kalah dengan orang keuangannya. Saya bangga bahwa Pertamina kini juga sudah bisa jadi contoh untuk kecepatan laporan keuangan. Padahal, di masa lalu laporan keuangan Pertamina sangat terkenal leletnya.

Tahun ini laporan keuangan Pertamina berhasil menjadi yang tercepat di seluruh BUMN. Laporan keuangan tahun 2012 sudah bisa diselesaikan di bulan Februari 2013. Padahal, Pertamina adalah grup perusahaan yang anak-anaknya begitu banyak, yang jaringannya begitu luas, dan yang ragam usahanya dari paling hulu ke paling hilir. Dan skala keuangannya ratusan triliun. Toh bisa menyelesaikan laporan keuangan di bulan Februari.

Sungguh tidak mudah mencapai prestasi itu. Swasta besar pun sudah kalah oleh Pertamina di bidang ini.

Karena itu, ketika Karen Agustiawan mengajukan permintaan untuk melakukan rapat umum pemegang saham (RUPS) di akhir Februari lalu, saya langsung menyetujuinya. Itulah RUPS pertama di tahun ini di linngkungan BUMN. Saat itu saya juga tidak mendengar ada swasta yang sudah mampu menyelenggarakan RUPS lebih cepat dari Pertamina.

Bayangkan kalau Pertamina bisa merdeka dari segala macam intervensi dan kepentingan. Alangkah besarnya dia! (*)

Dahlan Iskan
Menteri BUMN

 

 

Bonus Picture :  ^_^

Pertamina Girl

About muhsin budiono

Karyawan, Followership Practitioner dan Penulis Buku. Mengenyam pendidikan di Institut Teknologi Sepuluh Nopember jurusan Marine Engineering (Lulus tahun 2006) dan Narotama University studi Management (Lulus tahun 2014). Followership Practitioner pertama di Indonesia [Certified by Ira Chaleff, Belgium-2017]. Anggota ILA (International Leadership Association). Pemegang Rekor MURI (Museum Rekor Dunia-Indonesia). Disaat banyak orang Indonesia memuji dan mendalami Leadership, muhsin memilih jatuh hati pada Followership sejak 2007 yang lalu. Di tahun 2013 muhsin menulis buku tentang belajar Followership ala Indonesia berjudul "The Jongos Ways" (TJW) yang fenomenal dan menggugah ribuan pekerja di Indonesia. Berbekal buku TJW muhsin semakin getol membumikan Followership ke seluruh penjuru nusantara secara cuma-cuma/tanpa memungut biaya melalui kegiatan-kegiatan seminar, bedah buku, pembuatan video animasi hingga konsultasi gratis. Hal itu dilakukan sebab menurutnya Indonesia sudah “terlambat” lebih dari 23 tahun dalam mengembangkan Followership. Atas upayanya tersebut pada akhir tahun 2014 muhsin mendapat undangan dari International Leadership Association untuk menghadiri International Followership Symposium di Amerika sebagai satu-satunya wakil dari Indonesia. Disana ia intens berdiskusi dengan beberapa pakar followership dunia dan dinisbatkan sebagai pemerhati followership pertama dari Indonesia. Di tahun 2016 Muhsin juga mendapat kehormatan untuk berbicara tentang Followership dihadapan ratusan praktisi Human Resources di Indonesia dalam forum nasional the 8th Indonesia Human Resources Summit (IHRS). Sementara ini muhsin berkarya di Perusahaan Migas Nasional kebanggaan Indonesia: PT Pertamina (Persero) dan sedang mengumpulkan serta menyusun kerikil demi kerikil untuk dijadikan batu lompatan dalam meraih cita-cita sebagai International Islamic Followership Trainer di tahun 2023 mendatang. Muhsin juga memiliki keinginan kuat untuk resign bekerja agar bisa kuliah/belajar lagi di Saudi Arabia guna mendalami teori Islamic Followership yang sedang dikembangkannya.

Discussion

No comments yet.

Your Comment Please . . .

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

Road to International Islamic Followership Trainer

18 June 2023
85 days to go.

Buku Karya Pertama

JTIG : Jadi Trainer itu Gampang

Jadi Trainer Itu Gampang : Panduan Praktis untuk Memulai Menjadi Trainer dan Pemandu Pelatihan di Usia Muda. (LMT Trustco - Jakarta)

Buku Karya Kedua

The Jongos Ways : Pekerja Tangguh yang Bahagia dan Penuh Manfaat itu Anda (Penerbit : Elex Media Komputindo)

Buku Karya Ketiga

Berani Berjuang: Realita Cinta, Pertamina dan Bangsa Indonesia (A tribute to Mr. Ugan Gandar). Elex Media Komputindo

Buku Karya Keempat

Memorable Book Banjir Bandang Kota Bima - NTB tanggal 21 & 23 Desember 2016 (Elex Media Komputindo)

Follow me

Error: Please make sure the Twitter account is public.

Follow me on Twitter

%d bloggers like this: