“Saya makin tua. Itulah sebabnya saya mengundurkan diri, . . .”
Itu pernyataan dari Mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad ketika mundur dari jabatan penasihat di Petronas pada desember 2013 silam. Usia Mahathir saat itu 88 tahun dan sudah hampir 10 tahun menjadi penasihat Petronas. Apakah seluruh publik Malaysia menanggapi positif maklumat tersebut?. Tidak. Banyak masyarakat, anggota parlemen dan terutama simpatisan partai berkuasa saat itu (Umno) yang mencibir kemunduran Mahathir sebagai kemunafikan dan kamuflase belaka. Pada intinya mereka berpendapat bahwa Mahathir tidak mungkin melepas begitu saja pengaruhnya di Petronas, mengingat keluarganya memiliki kepentingan di bisnis migas serta banyak hal untuk dipertaruhkan jika memutus hubungan dengan perusahan tersebut.
Masih segar dalam ingatan saya ketika 10 bulan yang lalu membaca artikel tulisan Hazairin Sitepu (CEO Radar Bogor Group berjudul “Dua Jam Bersama Pak Dahlan Iskan” yang di dalamnya terdapat sindiran terhadap Dirut Pertamina (Bu Karen) yang terlambat menghadiri janji ketemuan dengan Pak Dahlan Iskan. Pak DIS (sapaan akrab Pak Dahlan) akhirnya membatalkan pertemuan dengan Bu Karen sebab setengah jam berikutnya Beliau memiliki agenda lain yang harus dipenuhi, yakni bertemu dengan Menteri ESDM.
“Wah, barangkali ini termasuk pencitraan negatif terhadap nama baik CEO Pertamina”, gumam saya dalam hati. Meskipun saya sangat yakin kalau Hazairin sama sekali tidak bermaksud demikian, tapi ranah intelektualitas orang awam agaknya sulit untuk memandang dengan jernih tulisan tersebut. Ya, itu cerita di tahun 2011; di tahun 2012 ini -tepatnya 24 Januari 2014- saya membaca artikel yang masih berhubungan dengan Pak DIS (sebab penulis artikel tersebut ya memang Pak DIS sendiri) berjudul Pergantian Direksi yang Sangat Bising. Dalam artikel yang bertema sentral Manufacturing hope ini Pak DIS menulis tentang riuhnya suasana penggantian direksi di perusahaan BUMN. Ternyata menjelang pergantian direksi muncul banyak manuver politik dan kasak-kusuk untuk mengangkat maupun menjatuhkan pamor calon yang diunggulkan. Sungguh, Anda harus membaca tulisan Pak DIS tersebut.
You must be logged in to post a comment.